60 Tempat Ibadah Dapat Suket Aman Covid-19, OTG Dominasi Kasus Positif di Buleleng
Jumat, 26 Juni 2020
20:15 WITA
Buleleng
1823 Pengunjung
suaradewata
Buleleng, suaradewata.com - Total ada sebanyak 60 tempat ibadah di Buleleng dinyatakan aman dari Covid-19. Status itu didapatkan setelah surat keterangan (suket) aman Covid-19 ditandatangani Kamis (25/6/2020) secara langsung oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng yang juga menjabat sebagai Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Dari 60 tempat ibadah yang mendapat suket aman tersebut tersebar di 8 kecamatan. Dengan rincian Kecamatan Buleleng sebanyak 15 tempat ibadah, Kecamatan Sukasada terdapat 10 tempat ibadah, Kecamatan Seririt 8 tempat ibadah, Kecamatan Busungbiu ada 1 tempat ibadah, Kecamatan Banjar 4 tempat ibadah.
Kemudian di Kecamatan Tejakula ada 8 tempat ibadah, selanjutnya Kecamatan Kubutambahan ada 1 tempat ibadah dan Kecamatan Gerokgak 13 tempat ibadah. Dengan suket tersebut, tempat ibadah tersebut sudah bisa melakukan kegiatan keagamaan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, suket ini bersifat dinamis. Dalam satu minggu kedepan, jika ada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 ditemukan di sekitar tempat ibadah yang dinyatakan aman, maka suket aman akan dicabut. Status dalam suket menjadi tidak aman. Ini sesuai dengan surat edaran Menteri Agama dan Gubernur.
Selain suket aman Covid-19, ada juga suket tidak aman Covid-19. Suket tetap diberikan dan isinya dua yaitu aman dan tidak aman Covid-19. Semua penilaian tersebut berdasarkan indikator hasil verifikasi yang telah dilakukan. Indikator dari tidak amannya suatu tempat ibadah antara lain ada pasien terkonfirmasi positif di daerah tersebut.
Selain itu, tempat ibadah tersebut tidak memiliki perlengkapan-perlengkapan protokol kesehatan seperti thermo gun dan tempat cuci tangan. "Kami tidak mengatur beribadahnya, tapi kami hanya memverifikasi apakah tempat ibadah tersebut aman untuk beribadah. Sekali lagi, suket ini sangat bersifat dinamis," ujar Suyasa.
Sisi lain Gugus Tugas juga mencatat, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Buleleng didominasi Orang Tanpa Gejala (OTG). Dari 93 kasus terkonfirmasi positif di Buleleng, 78 diantaranya itu berasal dari OTG. "Belakangan ini OTG mendominasi. Mereka tanpa gejala, jadi susah mendeteksi. Ini menjadi perhatian dan fokus kami," ungkap Suyasa.
Para OTG ini awalnya meminta untuk dirapid test dan hasilnya reaktif. Dari hasil tersebut, OTG ini di tes usap dan terkonfirmasi positif. OTG yang meminta rapid ini ada dari pelaku perjalanan yang di rapid test di Puskesmas. Bahkan hasil tracing dari pasien terkonfirmasi positif juga didominasi oleh OTG. "Masyarakat harus waspada. Walaupun tidak ada gejala, protokol kesehatan harus tetap dijalankan," tandas Suyasa.
Sementara perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng, secara kumulatif jumlah PDP terkonfirmasi positif ada 93 orang, dinyatakan sembuh ada 81 orang, dalam perawatan 11 orang dan 1 orang dirujuk ke Denpasar. Jumlah PDP negatif 19 orang, 2 orang masih dirawat, 6 orang PDP terkonfirmasi.
Selanjutnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 121 orang, masih dipantau sudah tidak ada, selesai masa pantau 112 orang dan ODP terkonfirmasi ada 9 orang. Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 1.909 orang, selesai masa pantau 1.639 orang, karantina mandiri ada 191 orang, dirawat di RS Pratama Giri Emas ada 1 orang, dan terkonfirmasi sebanyak 78 orang. rik/ar
Komentar