Menelisik Bisnis Galang Massa Ala Kivlan Zen
Minggu, 12 Mei 2019
00:00 WITA
Nasional
2165 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - Wakil sekjen Partai Demokrat Andi Arief membongkar bisnis Kivlan Zen pada media 1998 silam sebagai balasan atau respons terhadap tudingan Kivlan Zen yang ditujukan kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Andi mengatakan bahwa dulu Kivlan merupakan komandan bisnis Pamswakarsa bentukan ABRI. Kivlan, tutur Andi, mendapatkan untung ketika Pamswakarsa membunuh puluhan orang. Pamswakarsa sendiri ada untuk menangkal perlawanan kelompok yang menuntut demokratisasi.
Dugaan Andi pun muncul, ketika Kivlan kembali muncul ke publik dengan mobilisasi massa dan melontarkan pernyataan lantang demi memperoleh perhatian Prabowo Subianto. Menurutnya hal itu dilakukan agar Kivlan dapat menjalankan bisnis yang pernah ia jalani pada 1998 silam.
“Munculnya Kivlan sekarang saya kira untuk mendapatkan perhatian Pak Prabowo untuk kembali membuat bisnis masa demonstrasi. Kivlan tidak peduli dengan berapa besar jatuh korban,” tutur Andi.
Dirinya juga menggolongkan bahwa Kivlan sebagai orang yang kalah. Dahulu Kivlan adalah orang yang kalah karena tidak berhasil mempertahankan mantan presiden Soeharto di pucuk kekuasaan. Pada 2014 Kivlan juga gagal membantu Prabowo memenangkan Pilpres.
“Secara umum Pak Kivlan tentara yang kurang mengerti taktik dan strategi dalam periode demokrasi sipil,” tutur Andi.
Sebelumnya, Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Mayjen Purn Kivlan Zen menyebutkan bahwa SBY sebagai orang yang licik dan tak ingin melihat Prabowo terpilih sebagai presiden. Menurutnya, SBY tak ingin ada jenderal lain yang mengisi jabatan pucuk pemerintahan.
"Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang 2014,” ujar Kivlan Zen.
Menanggapi hal tersebut, Andi mengatakan bahwa mereka yang kalah cenderung mudah menyalahkan orang lain. Andi mengatakan orang yang kalah juga senantiasa mudah menuding orang lain berlaku licik. Seperti Kivlan yang menuding SBY Licik.
“Bagi orang yang kalah dan tidak mengerti dimana letak kekalahannya, maka paling mudah adalah bilang orang licik,” ucap Andi.
Hal tersebut sontak membuat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf Amin terkejut dengan pernyataan Wakil Sekjend Partai Demokrat Andi Arief yang menyebutkan bahwa Kivlan Zen berbisnis massa demonstrasi. Dugaan pun muncul bahwa pengerahan massa di Kampanye Prabowo – Sandiaga selama ini dibawah komando Kivlan Zen.
“Rakyat Indonesia sangat terkejut mendengar pernyataan Andi Arief yang membocorkan rahasia penting dalam kubu paslon 02, yakni, bahwa salah seorang anggota BPN Prabowo – Sandiaga yaitu Kivlan Zen berbisnis pengerahan massa untuk berdemonstrasi,” ujar anggota Tim Penugasan Khusus TKN, Inas Nasrullah.
"Pernyataan ini semakin meyakinkan kita bahwa pengerahan massa di kampanye – kampanye Prabowo-Sandiaga selama Pilpres ini dikerjakan oleh Kivlan Zen dalam bentuk bisnis,” sambungnya.
Dirinya juga menilai, wajar apabila Cawapres Sandiaga Uno telah menggelontorkan dana hingga 1,4 triliun. Dirinya menduga bahwa biaya sebesar itu digunakan untuk membiayai pengerahan massa oleh Kivlan Zen.
“Sehingga tidak salah jika Sandiaga Uno pernah mengeluhkan bahwa ia telah mengeluarkan uang sejumlah 1,4 triliun untuk membiayai kampanye Prabowo – Sandi. Dan kita bisa menduga bahwa ratusan miliar uang Sandiaga Uno telah dinikmati oleh Kivlan Zen.
Hal tersebut tentu harus diwaspadai, bahwa aksi People power yang selama ini digaungkan oleh pendukung Prabowo – Sandiaga, merupakan Bisnis People yang dikerahkan oleh Kivlan.
“Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah rahasia BPN Prabowo – Sandiaga yang merencanakan people power yang dihembuskan oleh Amien Rais, dan menurut Andi Arief, pengerahan massa-nya akan dikerjakan juga oleh Kivlan Zen yang akan dibuat seperti Pamswakarsa era Soeharto dimana mereka siap melakukan kekerasan yang akan mengorbankan rakyat Indonesia demi tercapainya tujuan politik Prabowo – Sandi, yakni mengambil alih kekuasaan secara inkonstitusional,” tutur Inas.
Lantas apakah Kivlan muncul ditengah hiruk pikuk politik yang belum selesai, apakah kemunculannya untuk mendapatkan perhatian dari Prabowo. Atau apakah ia ingin kembali berbisnis penggalangan massa untuk melakukan people power yang selama ini sering didengungkan oleh Kubu 02.
Iqbal Murdoko, Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik
Komentar