Tergiur Bisnis Pakan Kucing di Bali, Pria ini Tertipu Miliaran Rupiah
Minggu, 27 Januari 2019
00:00 WITA
Denpasar
2514 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com – Pria asal Jakarta bernama Ibnu Qoyyim Hatta (31) dan puluhan orang lainnya pecinta hewan kucing mengaku jadi korban penipuan bisnis kerja sama mengembangkan toko pakan dan pernak-pernik mengenai kucing di Bali.
Bahkan korban yang sudah melaporkan kasus ini ke Polresta Denpasar dengan nomor regrestasi DUMAS/165/1/2019/BALI/RESTA.DPS mengaku alami kerugian mencapai miliaran rupiah.
Pria yang bekerja di hotel ini menjelaskan, kronologis terjadinya penipuan ini terjadi ketika ia berkenalan dengan Mira sejak Juni 2018 silam, pada acara pertemuan bersama sesama pencinta kucing.
Beberapa saat kemudian, Mira mengajaknya bergabung dalam bisnis yang telah digelutinya, yakni menjalankan toko pakan dan pernak-pernik mengenai kucing, dengan nama Kostel Cat, beralamat di Jalan Pulau Lingga, Denpasar. Keuntungan yang dijanjikan Mira antara 20-30% dari modal yang diberikan.
“Beberapa kali saya mentranfer uang sehingga total jumlahnya mencapai Rp 1.193.595.760. Belakangan Mira meminta suntikan modal karena mau mendirikan toko sejenis di daerah Gianyar,” kata Ibnu yang tinggal di Pemogan, Denpasar Selatan.
Akan tetapi, lanjut Ibnu, betapa kagetnya saat tanggal 22 Januari 2019 mendadak Mira datang ke rumahnya sambil menangis. Mira meminta maaf karena toko di Gianyar telah tutup dan modalnya dilarikan oleh penjaga toko. Wanita itu kemudian mengatakan akan mencicil semuanya.
Ibnu lantas berinisiatif untuk mengecek keberadaan toko di Gianyar. Tanggal 24 Januari 2019 pukul 11.00 Wita, Ibnu mengajak Mira untuk bersama-sama ke toko di Gianyar. Ketika sampai di toko di Gianyar, ternyata Mira telah menghilang begitu saja.
Sialnya ketika dilacak, pada tanggal 24 Januari 2019, wanita kelahiran tahun 1983 ini ternyata telah meninggalkan Bali melalui bandar udara Ngurah Rai.
“Atas dasar hal ini, maka saya melapor ke pihak kepolisian supaya segera melacak keberadaan Mira Lestari alias alias Anetta Ramhin agar mempertanggungjawabkan perbuatannya,” akunya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Dimas yang juga menjadi korban Mira Lestari menyatakan setelah ditelusuri ternyata ada puluhan orang yang bernasib sama seperti dirinya dan Ibnu. “Nominal kerugian ya macam-macam, tapi yang nilainya besar itu Mas Ibnu dan ada satu orang lagi dari Denpasar,” kata Dimas, yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur.
Dimas menyatakan, ia sudah mengenal Mira sejak empat tahun lalu karena sama-sama bergelut di dunia yang sama, sebagai pencinta kucing ras. Selama mengenalnya, ia merasakan pada awalnya tidak ada gelagat yang mencurigakan pada wanita itu.
“Sejak awal diajak bisnis, saya sudah dijanjikan profit antara 15-18%. Biasanya saya baru mau mengucurkan modal lagi, jika modal yang sebelumnya sudah beres. Ini sudah berulang kali terjadi dan baik-baik saja. Bahkan ada beberapa orang yang menitip ke saya, agar taruh modal di Mira juga,” kata Dimas.
Dia mengatakan, belakangan baru ia merasakan gelagat tidak baik karena mendadak Mira susah diajak berkomunikasi. Apalagi kemudian ia mendapati media sosialnya sudah ditutup, sehingga ada kesan Mira tengah menghilangkan jejak.
"Ternyata dari catatan pada 5 tahun lalu ia pernah melakukan penipuan serupa di Medan, yakni menawarkan investasi bisnis travel sehingga merugikan korban Rp 200 juta," ucap Dimas dengan nada menyesalkan. mot/ari
Komentar