PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pengangguran Tertinggi di Bali Ada di Denpasar, Jawaban Rai Mantra Nyaplir

Minggu, 27 Mei 2018

00:00 WITA

Denpasar

4269 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Denpasar, suaradewata.com - Dalam debat kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terungkap jika tingkat pengangguran paling tinggi ada di Kota Denpasar, di mana calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menjabat sebagai wali kota.

Adalah calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang menyampaikan hal itu. Menurut Cok Ace, data menunjukkan jika angka pengangguran terbesar di Bali ada di Kota Denpasar. "Jumlah pengangguran tertinggi ada di Denpasar yakni 2,63 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibanding di Bali secara keseluruhan yakni 1,48 persen," ujar Cok Ace, Sabtu 26 Mei 2018.

Menurutnya, mereka adalah tenaga profesional yang semestinya bisa diserap di sektor pariwisata. Hanya saja, lagi-lagi Kota Denpasar memiliki market share yang cukup kecil yakni 15 persen. "Denpasar itu market share-nya 15 persen jauh di bawah Ubud sebesar 17 persen. Jangan bandingkan dengan Kuta, Nusa Dua dan lainnya, sudah pasti lebih tinggi," papar dia.

Menanggapi hal itu, Rai Mantra menjawab tidak sesuai porsinya. Bukan menjawab soal market share yang kecil, Rai Mantra justru nyaplir berbicara adanya ketentuan membangun lebar kamar hotel yang tak seperti daerah lainnya. "Ada ketentuan lebarnya kamar, luasnya kamar, sehingga tidak bisa membangun resort dan lainnya. Sebagai Ketua PHRI Cok Ace pasti tahu adanya perang tarif. Itu membuat tidak mungkin bisa mengeksplor lebih jauh," ujar Rai Mantra.

Sebagai gantinya, Rai Mantra mengaku lebih mengedepankan quality tourism. "Kami mengedepankan quality tourism agar bangunan tidak bercampur. Pengembangan dilakukan di luar Sanur. Masih ada Padanggalak dan lainnya," ujarnya.

Cok Ace kembali menanggapi pernyataan Rai Mantra yang tak menyentuh persoalan. Menurut Cok Ace, pengembangan pariwisata tak melulu identik dengan pembangunan hotel sebagaimana disampaikan Rai Mantra. "Bisa dengan meningkatkan kualitas daya tarik. Misalnya Monkey Forest di Ubud, berapa UMKM yang tumbuh. Ubud tidak punya pantai seindah Sanur. Pariwisata bisa juga dalam konteks membangun ekonomi kreatif dan lainnya," jabar Cok Ace.

Seakan mendapat amunisi dari Cok Ace, Rai Mantra kemudian memaparkan jika di Denpasar sudah dilakukan pemberdayaan. Seperti misalnya ada cocking class di Sanur dan ada pasar tradisional. Soal kualitas, Rai Mantra menyebut di Denpasar selalu diikuti dengan pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan potensi kreatif maayarakat.rls/aga


Komentar

Berita Terbaru

\