PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Jangan Ditiru, Pelajar SMP Di Kintamani Nekat Gantung Diri, Ini Penyebabnya

Selasa, 19 Desember 2017

00:00 WITA

Bangli

81940 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Aksi nekat yang dilakukan seoarang pelajar SMPN di Kintamani, Bangli ini benar-benar tidak patut untuk ditiru. Sebab, lantaran dimarahi orang tuanya, korban justru memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di tiang penyangga kebun labu siamnya, Selasa (19/12/2017). Diketahui korban  berinisial I Gd M M (15 tahun), pelajar kelas IX salah satu SMP Kintamani asal banjar Pinggan, desa Pinggan, Kintamani, Bangli. Atas kejadian tersebut, warga pun geger.

Kapolsek Kintamani Kompol. Putu Gunawan didampingi Kanit Reskrim AKP. Dewa Gede Oka saat dikonfirmasi menjelaskan, kronologis kejadian bermula pada hari Senin (18 Desember 2017) pukul 10.00 wita. Saat itu, korban bersama saksi orang tuanya, Nengah Ardana (48) dan Ni Ketut Radi (40) berangkat dari rumahnya menuju ke tegalan /ladang miliknya yang berjarak sekitar satu km dari rumahnya.  

Sampai di tegalan /lading, korban bersama orang tuanya memanen buah labu siam/jepang untuk dijual ayahnya yang berprofesi sebagai petani. Sekira pukul 11.30 wita ketiganya pulang kerumah untuk makan dan istirahat. Selanjtnya, pada pukul 15.30 wita, ketiganya kembali ke ladang untuk memanen labu. Namun pada pukul 16.30 wita, korban tanpa izin orangtuanya pulang kerumah dan istirahat dirumah.

Pada pukul 17.00 wita ayah korban, menelepon istri pertamanya Ni Nyoman Karning yang sedang ada dirumah dan menanyakan  apakah korban ada dirumah. Mengetahui korban masih dirumah, Ardana  lewat Karning menyuruh korban kembali ke tegalan /ladang. Karena takut, korban pun kembali ke lading. Alhasil, sampai di ladang korban malah dimarahi oleh ayahnya sehingga korban nangis dan pergi ngambek.

Hingga akhirnya, pukul 18.30 Wita, orang tua korban pulang dari kebun tidak menemukan korban dirumah sehingga orang tuanya bersama ibu tiri korban melakukan pencarian ke rumah - rumah tetangga. Namun sampai jam 23.00 wita, korban tidak kunjung ditemukan. Was-was dengan nasib korban, upaya pencarian kembali dilanjutkan pada keesokan harinya, Selasa tanggal 19 Desember 2017 pukul 07.00 wita. Sedangkan ayah korban, berangkat ke Klungkung untuk menjual labu/jepang. “Pencarian terhadap korban dilanjutkan oleh ibu kandung dan ibu tiri korban.Hingga akhirnya sekitar pukul 09.30 wita, ibu tiri korban menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal tergantung pada tiang penyangga pohon labu/jepang di tegalan /kebun milik korban,” beber Kapolsek Kompol Putu Gunawan. Melihat hal tersebut saksi, langsung berteriak minta tolong dan selanjutnya peristiwa tersebut dilaporkan  ke Polsek Kintamani. 

Berdasarkan  laporan tersebut, disampaikan, Personil Polsek Kintamani dipimpin Kanit Reskrim, AKP. Dewa Oka langsung mendatangi TKP. “Dari hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan pemeriksaan  medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ungkapnya. Disampaikan, dalam jenazah korban hanya ditemukan  tanda-tanda umum korban meninggal dunia akibat gantung diri, seperti keluar cairan dari kemaluan, luka jerat pada leher,  tangan mengepal,  lidah menjulur dan keluar kotoran dari anus. “Kemungkinan korban nekat melakukan aksi bunuh diri, karena sakit hati setelah dimarahi orangtuanya,” tegasnya.

Sementara itu atas kejadian tersebut pihak keluarga terutama ayahnya, hanya bisa pasrah dan menyesali telah memarahi anaknya. “Keluarga korban telah menganggap kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” pungkasnya.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\