PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Sumber Cahaya Merah Terang Saat Erupsi Terjadi Diperkirakan Dari Lava

Minggu, 26 November 2017

00:00 WITA

Karangasem

3440 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Karangasem, suaradewata.com - Setelah erupsi pada 21 November lalu, hanya berselang lima hari Gunung Agung kembali erupsi. Bahkan gugusan abu vulkanik lebih tebal dan lebih tinggi dari sebelumnya yakni ketinggian mencapai 3000 meter diatas permukaan kawah. Selain itu ketika terjadi erupsi, fenomena cahaya terang berwarna merah muncul diantaran kolom abu yang mengepul kearah timur tenggara tersebut.

Munculnya fenomena cahaya terang dipuncak Gunung Agung itu langsung disikapi oleh tim dari PVMBG dengan turun langsung malam itu juga untuk meneliti fenomena tersebut. Karena cahaya terang kemerahan menyatu dengan kolom abu itu dapat dilihat oleh sebagian masyarakat di wilayah Kecamatan Kubu Karangasem. Sabtu malam itu tim dari PVMBG langsung meluncur ke Desa Muntig Kubu untuk melakukan pengamatan dan pengambilan gambar berjarak 6.5 kiloemeter dari puncak kawah.

Berdasarkan hasil pengambilan gambar yang dilakukan beberapa kali, diperkirakan jika itu merupakan efek kolom abu yang keluar dari puncak Gunung Agung sehingga memancar memberikan efek cahaya merah pada kolom abu tersebut. Kemungkinan lainnya sinar itu memang berasal dari dalam kawah dimana suber cahaya berasal dari lava didalam kawah.

Selain itu PVMBG di pos pantau Gunung Api Agung juga menangkap adanya sinyal seismik sekitar pukul 21.01 Wita yang dicirikan oleh Onset atau muka gelombang tiba yang tegas dengan konten freqwensi dominan yang rendah. Dan itu hanya teridentifikasi oleh komponen gelompang P, dimana gelombang S tidak teramati. Nah berdasarkan hal itu maka aktivitas Gunung Agung saat ini kemungkinan sudah mulai bertransisi ke fase magmatik.

Pasca terjadinya erupsi Sabtu malam itu, pihak PVMBG juga mengeluarkan rekomendasi Vulcano Observatory Notice For Aviation (VONA) dengan kode merah atau kode berbahaya bagi pilot pesawat udara agar tidak melintas diatas Gunung Agung dan menghindari sebaran abu vulkanik yang mengawah ke timur dan selatan tenggara itu. “Kalau ketinggian kolom abu sudah lebih dari 6000 meter dari atas permukaan laut dan bukan diatas puncak gunung, maka kode VONA menjadi Red,” sebut Kasubid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, PVMBG kementrian ESDM, Devy Kamil Syahbana.nov/aga


Komentar

Berita Terbaru

\