Ratusan Warga Batuan Kaler Keracun Setelah Menyantap Nasi Yasa
Kamis, 02 November 2017
00:00 WITA
Gianyar
2818 Pengunjung
ist
Gianyar, suaradewata.com — Petaka tiba-tiba menghantui warga Desa Pakraman Ganggangan Cangi di Banjar Cangi, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati yang hendak menggelar karya Pedudusan, Memungkah dan Ngenteg Linggih di Pura Penataran Jagat Cangi. Sebanyak 118 warga desa mendadak mengeluh mual, muntah hingga berak (muntaber) pada Kamis subuh (2/11). Dugaan sementara mereka keracunan nasi yasa yang diduga basi.
Menurut Prajuru Pura Penataran Jagat Cangi, Wayan Sukadi, puncak karya akan berlangsung pada Purnama yang jatuh Jumat ini (3/11). Sebelum puncak karya, maka digelar upacara nedunang (menghadirkan) Ida Batara Ratu Kayangan Tiga dan Ratu Manca bertepatan hari raya Galungan pada Rabu (1/11). Saat acara Ida Batara tedun itu warga memasak nasi yasa.
Nasi yasa itu berupa nasi kuning, mentimun mentah, ayam sitsit dan telur dadar. “Warga sudah memasak Rabu pagi jam 07.00. Lalu didinginkan dan dibungkus selesai jam dua siang (14.00),” jelas Sukadi. Sebanyak 14 juru masak dibantu warga desa pun membuat 1500 nasi yasa bagi warga yang ngayah (gotong royong).
Setelah acara nedunang Ida Batara usai, warga pun dibagikan nasi yasa yang sudah dibungkus-bungkus. “Tapi saat akan membagikan ada dua keranjang nasi yasa yang basi. Dua keranjang itu sekitar 90 bungkus. Yang sudah basi kami tidak berikan. Dan yang masih bagus kami cek ulang,” jelasnya.
Kemudian, nasi pun dibagikan bagi warga pada pukul 19.00. Warga pun makan bersama di areal pura. “Termasuk saya juga ikut makan. Saya pegang nasinya sebelum makan, tidak apa-apa saya,” jelas prajuru asal Banjar Cangi itu.
Usai santap malam, warga pun pulang ke rumah masing-masing. Tak berselang lama, satu persatu warga silih berganti mengeluhkan mual, muntah, pusing. Bahkan ada yang disertai berak (muntaber). “Yang saya dengar informasi, warga mulai muntah itu sekitar jam sebelas malam (23.00),” jelasnya.
Gelombang warga mengeluhkan hal serupa itu terjadi pada Kamis (2/11) pukul 02.00-03.00. Warga pun mendatangi rumah sakit terdekat. Ada yang ke RS Ari Canti Mas Ubud, RS Ganesha Celuk dan ada yang dibawa ke RS Sanjiwani Gianyar. “Totalnya setahu kami 118 orang. Tapi pagi ini (Kamis pukul 10.00, red) sudah ada yang pulang,” jelasnya.
Diakui Sukadi, kejadian macam ini yang pertama kali terjadi di desanya. “Di pura sudah biasa melakukan karya. Sudah biasa masak, tidak pernah begini, ini tumben,” terangnya. Yang jelas, kejadian ini jadi pembelajaran bagi warganya. “Termasuk ini jadi mempererat kami dan semakin ingat kepada Ida Batara,” tukasnya. gus/ari
Komentar