Dipercaya Sembuhkan Bisa Sakit, Tirta Suganing Dikeramatkan Warga
Selasa, 17 Oktober 2017
00:00 WITA
Gianyar
3102 Pengunjung
istimewa
Gianyar, suaradewata.com - Pembukaan badan jalan sepanjang 1.659 meter oleh TNI dalam program TMMD ke-100 di Desa Pupuan, Tegalalang, mengungkapkan sebuah obyek yakni Pancoran Tirta Suganing. Pancoran ini lokasinya di jalan baru yang menghubungkan antara Banjar Tangkup dan Banjar Timbul. Air pancoran ini dipercaya dapat menyembuhkan gejala penyakit Gendongan.
Salah seorang warga penjaga Pancoran Tirta Suganing, Made Musir menjelaskan orang yang melukat ke pancoran ini tidak saja warga sekitar, melainkan juga dari penduduk luar desa. “Biasanya warga yang melukat pilih hari Kajeng Kliwon,” jelas petani asal Banjar Tingkup ini, Senin (16/10).
Lumrahnya proses orang melukat, warga yang datang ke pancoran ini juga membawa sarana canang sari. Pantangan yang dilarang masuk kawasan pancoran adalah wanita yang sedang haid. “Pantangan ini harus ditaati,” jelasnya.
Musir mengatakan apabila warga yang datang ingin melukat jangan sampai sesumbar. Apalagi menyebutkan bahwa pancuran air tersebut kecil. “Dulu pernah kejadian, ada yang sebut aliran airnya kecil. Entah kenapa tiba-tiba air pancoran membesar dan berwarna keruh. Selain itu, dari sekitar pancoran juga muncul ular hitam,” ungkapnya.
Tanda-tanda alam tersebut, menurut Made Masir menjadi satu petunjuk bahwa kegiatan yang dilakukan oleh warga pemohon tirta tidak akan berjalan lancar. “Jika sudah mucul tanda aneh, sebaiknya tidak perlu melanjutkan kegiatan di lokasi. Karena tidak direstui oleh penunggu Tirta Suganing,” jelasnya.
Dikatakan Made Masir, dibalik Pancoran Tirta Suganing tersebut dulunya merupakan sebuah gua besar. Namun sekitar 5 tahun lalu, mulai tumbuh pohon beringin dari dalam gua. Lama kelamaan, akar pohon beringin ini menjuntai ke bawah hingga menutupi pintu masuk gua. Ketika ditanya mengapa tidak dibersihkan, Made Masir beserta warga lain meyakini kondisi tersebut merupakan kehendak Tuhan. “Kami tidak berani sembarangan membersihkan, apalagi itu pohon beringin. Kami yakin itu kehendak Ida Sang Hyang Widhi,” jelasnya yang didampingi keponakannya Ketut Sumardi. gus/ari
Komentar