PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

BNPB Pusat Perpanjang Masa Tanggap Darurat Gunung Agung

Kamis, 05 Oktober 2017

00:00 WITA

Karangasem

3873 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Karangasem, suaradewata.com - Melihat perkembangan aktifitas vulkanik Gunung Agung yang masih tinggi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat akhirnya memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat Gunung Agung hingga 10 hari kedepan. Untuk diketahui masa tanggap darurat sudah berjalan selama 14 hari sejak ditetapkan pada 22 September lalu dan akan berakhir pada Jumat (6/10/2017).

Hal itu ditegaskan oleh Kepala BNPB pusat, Wilem Rampangilei dalam keterangan persnya  kepada awak media di Posko Komando Darurat Gunung Agung, di Pelabuhan Tanah Ampo, Manggis, Karangasem, Kamis (5/10/2017). Artinya masa tanggap darurat perpanjangan akan berakhir pada 26 Oktober mendatang.

Wilem Rampangilei menyebut ada berbagai pertimbangan hingga pihaknya memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat diantaranya karena melihat perkembangan aktifitas vulkanik Gunung Agung yang masih tinggi. “Aktifitas Gunung Agung relatif masih tinggi, sehingga kita putuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat untuk meningkatkan kesiap siagaan kita jika terjadi erupsi,” lontarnya.

Untuk rencana pemusatan lokasi pengungsian, menurutnya itu masih dalam proses karena saat ini saat pihaknya tengah mengumpulkan data jumlah pasti pengungsi. “Tadi kami mendapatkan data terbaru jumlah pengungsi sudah mencapai 150 ribu, dan jumlah ini malah cendrung meningkat,” sebutnya. Artinya kata dia pihaknya harus lebih intens lagi memberikan pemahaman dan mengedukasi masyarakat.

Jika Gunung Agung erupsi, pihaknya sudah menyiapkan dua skenario tanggap darurat. Skenario pertama jika terjadi erupsi tanpa terjadi hujan lebat, skenario kedua jika setelah erupsi terjadi hujan lebat. “Namun saat ini kami masih fokusnya pada skenario jika terjadi erupsi dan tidak terjadi hujan lebat, artinya radius berbahaya 12 kilometer itu yang menjadi fokus kami,” ulasnya. Tapi jika nantinya terjadi hujan lebat dan wilayah zona kuning dilanda banjir lahar dingin, maka skenario kedua akan dijalankan.nov/aga


Komentar

Berita Terbaru

\