Aktifitas Gempa Meningkat, Ada Pergerakan Magma Dalam Kawah Gunung Agung
Kamis, 21 September 2017
00:00 WITA
Karangasem
8293 Pengunjung
istimewa
Jika Gunung Agung meletus, awan panas diperkirakan akan mengarah 14 KM ke Utara, 15 KM ke Tenggara dan 12 KM ke Selatan Barat Daya
Karangasem, suaradewata.com - Sampai saat ini aktifitas vulkanik di kawah Gunung Agung terus megalami peningkatan, pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Badan Geologi (PVMBG) Kementrian ESDM masih memantau perkembangannya. Kamis (21/9/2017) PVMBG di pos pemantauan memasang alat Deformasi yang berfungsi untuk mengukur kembang kempisnya Gunung Agung, serta Tilt Meter alat pengukur kemiringan.
Kepala Pusat PVMBG, Kasbani, kepada wartawan di pos pemantauan Gunung Agung, menyebutkan jika status Gunung Agung masih berada di level siaga atau level III. Sedangkan aktifitas kegempaan Gunung Agung terus mengalami peningkatan. berdasarkan data yang terekam oleh Seismograf, pada Rabu (20/9/2017) terekam sebanyak 580 kali gempa, sedangkan pada Kamis (21/9/2017) dalam 12 jam terekam sebanyak 289 kali gempa.
“Dari gempa yang terjadi terakhir ini ada mengindikasikan jika pergerakan magma sudah mengarah kepermukaan,” sebut Kasbani. Menurutnya ada banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan status dari level siaga ke level awas, diantaranya meningkatnya tremor dan mulai terjadinya swam, disamping peningkatan jumlah gempa yang meningkat tajam melebihi 1000 kali perhari.
“Kita jangan menunggu sampai ke status awas, karena itu berlangsung akan sangat cepat!” sebutnya. Jika terjadi letusan yang patut diwaspadai keta Kasbani adalan lontaran balistik material batu vulkanik yang sangat panas, karena kecepatan lontarannya sangat tinggi. Selain material yang perlu diwaspadai adalah lontaran abu vulkanik atau awan panas yang sangat cepat.
Disebutkannya jika mengacu pada kejadian letusaan tahun 1963, pergerakan lontaran awan panas mengarah 14 kilometter kearah utara, 15 kilometer kearah tenggara serta 12 kilometer kearah selatan barat daya. “Kecepatannya juga sangat tinggi, jadi tidak sempat berlari,” tandasnya. Itulah alasannya mengala ditentukan radius zona terlarang yang harus dikosongkan, sebab sanghat berbahaya jika berada diareal zona merah itu. nov/ari
Komentar