PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

ICNT Bahas Isu Perubahan Iklim

Kamis, 14 September 2017

00:00 WITA

Gianyar

2895 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Climate Change atau perubahan iklim menjadi topik hangat pada workshop hari keempat, Kamis (14/9) peserta ICNT di Wana Ubud Hotel, di Desa  Nyuh Kuning Kecamatan Ubud Gianyar. Masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan bukan lagi masalah sebuah negara, tapi sudah menjadi masalah masyarakat dunia.

Namun sebelum workshop, peserta diberi kesempatan jalan-jalan di seputaran Desa Nyuh kuning. Mereka diperkenankan mengunjungi beberapa rumah penduduk untuk mengenal budaya dan adat istiadat setempat. Para tamu dari berbagai negara ini diperkenalkan apa itu fungsi merajan atau sanggah bagi umat Hindhu di Bali, fungsi dapur hingga ke candi bentar. Bagi Umat Hndhu semua tempat memiliki makna dan fungsinya tersendiri sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.

Sementara workshop sendiri berlangsung cukup seru, dengan pembicara  Justin Albert, Simon Moles Worth, Robin Yarrow, Cathy Chids, Hasim Djojohadikusumo. Sedangkan dari unsur pemerintah hadir Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Wiratno,M.Sc.

Dihadapan para delegasi berbagai negara tersebut, kata Ir. Wiratno Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.  Salah satu adalah yang sudah dilakukan rencana aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca, kemudian pemanfaatan jasa karbon hutan dikawasan hutan konservasi. Dimasing-masing daerah rawan dilakukan penanam atau pengayaan tanaman endemik, percepatan proses mekanisme alam. Ini semua dilakukan karena Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia.

Sementara itu menurut salah satu peserta workshop pemerhati masalah lingkungan Ir. I.A Rusmarini mengatakan, masyarakat Bali sudah dari zaman dahulu sudah mengenal dengan apa itu pelestarian alam. Kita sangat menghormati alam dan segala isinya.  Melalui  tradisi tumpek landep maupun tumpek uduh, yang merupakan wujud nyata bagaimana masyarakat Bali itu menghormati dan menjaga alam berserta isinya.

Bahkan menurut pemilik Puri Damai Br.Tunon Desa Singakerta Ubud ini, Bali secara umum tidak terlalu terpengaruh dengan dampak global warming. Hal ini karena kawasan hutan masih terjaga dengan baik dengan baik, banyak kawasan hijau. Dan yang lebih penting lagi dan mungkin juga bisa ditiru oleh para peserta delegasi ICNT, ada beberapa hutan di Bali yang masih terjaga di Bali dengan kekuatan tradisi dan kepercayaan yang ada. rls/ari


Komentar

Berita Terbaru

\