PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

PDAM Bangli, Targetkan Investasi Perluasan Jaringan 2018 Sentuh Kintamani Timur

Jumat, 01 September 2017

00:00 WITA

Bangli

3278 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Banglisuaradewata.com – Pasca penyesuaian tarif air, PDAM Bangli komit untuk segera melakukan investasi memperluas jaringan PDAM dan penambahan debit air. Pasalnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat Bangli yang belum tersentuh jaringan air bersih. Seperti halnya wilayah Kintamani.  “Hingga saat ini masih banyak desa di Bangli yang belum tersentuh air bersih. Salah satunya di Kecamatan Kintamani. Dari 48 Desa yang ada di Kintamani, yang sudah bisa kita layani baru 9 desa saja,” ungkap Direktur PDAM Bangli, I Wayan  Gede Yuliawan  Askara kepada awak media di Bangli, Jumat (01/09/2017).

Untuk itu, seiring penyesuaian tarif yang sudah diberlakukan, diestimasi PDAM Bangli tahun 2017 sudah bisa meraup keuntungan. “Tahun ini, kita menargetkan PAD masuk ke kas daerah sebesar Rp 500 juta. Selain itu, investasi perluasan jaringan dan inovasi untuk penambahan debit air, akan terus kita lakukan untuk menambah layanan kita kepada masyarakat Bangli yang selama ini masih banyak belum tersentuh air bersih,” tegasnya.

Khusus untuk perluasan jaringan di wilayah Kintamani, tahun 2018 ditargetkan wilayah Kembang Sari, Glagah Linggah, desa Suter dan sebagian besar wilayah Kintamani Timur diharapkan sudah bisa teraliri air. “Sementara untuk wilayah Balik Bukit, karena terkendala topograhi dan akses yang sulit dilalui perluasan belum bisa dilakukan. Namun kita tetap berupaya melakukan alternative lain,” bebernya.

Sementara untuk memperluas jaringan tersebut, rencananya akan memanfaatkan sumber mata air di desa Lembehan, untuk diangkat dan disalurkan kepada sejumlah wilayah lain di Kintamani. “Selain itu, kita juga masih terus berupaya melakukan pemantauan sumber mata air lain untuk menambah debit air dengan memanfaatkan pemetaan melalui satelit,” ungkap Gede Yuliawan Askara.  Sebab, menurutnya, jika berbicara masalah air tidak bisa berbicara dalam hitungan setahun atau dua tahun. Melainkan harus dipikirkan dari sekarang untuk jangka waktu puluhan tahun kedepan dengan tetap menjaga kelestarian alam.ard/dev


Komentar

Berita Terbaru

\