PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Peranan Membendung Arus Radikal

Senin, 14 Agustus 2017

00:00 WITA

Nasional

3719 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Opini, suaradewata.com - Gencarnya arus perkembangan paham radikalisme dewasa ini, ditandai dengan beberapa perubahan terkait pola dan strategi hingga maraknya radikalisme di dunia maya. Tentunya hal tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk kendala sekaligus tantangan bagi para pemuka kebijakan untuk tegas bersikap maupun konkrit bertindak dalam membendung hingga menggerus masifnya perkembangan paham radikalisme saat ini.

Menelaah aspek penerapan kebijakan, pemerintah selaku pemangku penuh kekuasaan dan kebijakan tentu sangat dibutuhkan dalam upaya mem-filter hingga membendung segala penyebaran ideologi maupun paham yang menyesatkan tersebut.

Namun demikian layaknya umat manusia, upaya dan kinerja sang pemangku kebijakan kadang tidak sesempurna yang diharapkan. Masih ditemukannya beberapa celah terutama pada aspek regulasi terkait pencegahan terorisme di dunia maya. Belum komprehensifnya aturan dan kebijakan terkait hal tersebut, terkadang menjurus pada program dan kegiatan pencegahan yang berkaitan dengan para penyebar paham, ajaran, dan ajakan di dunia maya.

Apabila berkaca pada pola eksitensi dan perkembangan situs-situs radikal dewasa ini, mayoritas beberapa situs radikal yang ditemukan mampu memberikan pemahaman bagaimana peranan media dalam menyebarkan pemikiran terorisme dan radikalisme.

Dalam dunia siber internet, memang benar tatkala seorang penikmat konten situs atau seorang pembaca diartikan sebagai seorang raja yang hanya bertugas untuk menikmati hasil karya seseorang yang telah jelas tertera. Namun disisi lain, pembaca juga diartikan sebagai pihak “dungu” yang terus disusupi dengan pemikiran dan arahan dari sang penulis sesuai dengan keinginan medianya.

Tak dipungkiri memang berdasarkan statistik secara umum, mayoritas penikmat dan pengguna situs online adalah masyarakat kota yang sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Namun juga tak dipungkiri, apabila tak sedikit dari penikmat situs online yang menggunakan logika berpikir dan analisis untuk memilih dan memilih mana yang salah dan mana yang benar.

Dalam konteks maraknya kegiatan radikalisme dan terorisme di dunia maya dan masifnya penyebaran ideologi dan propaganda radikal melalui media internet, literasi media yang diartikan secara sederhana sebagai kemampuan berpikir kritis dalam menanggapi sebuah informasi dapat dijadikan salah satu peranan yang paling signifikan bagi subjek penikmat konten situs media. Upaya pendekatan pada pendidikan yang menyediakan kerangka untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, hingga membuat pesan dalam berbagai bentuk dari yang cetak, eletronik, hingga digital, guna membangun kesadaran atas pentingnya peran masyarakat dalam upaya kontrol terhadap media.

Cerdas bermedia dalam konteks terorisme di dunia maya adalah kemampuan masyarakat untuk selalu waspada terhadap semua konten yang ada. Mempertanyakan secara kritis baik konten maupun validitas sumber informasi menjadi salah satu kunci agar para penikmat media tidak selalu menganggap apabila kebenaran media merupakan kebenaran realitas sosial itu sendiri, meskipun harus diakui apabila media merupakan salah satu upaya yang paling efektif dalam menggambarkan sebuah realitas sosial.

Ayo cerdas dalam bermedia, semakin cerdas terhadap media maka semakin jauh juga kita menjadi penggringan opini-opini negatif, terutama opini kelompok radikal yang menginginkan tujuan menghancurkan tatanan kehidupan bermasyarakat. Mari bebaskan Indonesia dari tindak radikalisme dan terorisme.

 

Bambang Sujarwo( Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia )


Komentar

Berita Terbaru

\