PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

KT Werdhi Guna Dinilai Tim Adi Karya Pangan Nusantara Provinsi Bali

Rabu, 12 Juli 2017

00:00 WITA

Karangasem

3677 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Karangasem, suaradewata.com -Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, yang selama ini dikenal menjadi sentra pertanian salak, kini memiliki agro wisata salak baru yang berlokasi di Banjar Telutug. Bahkan agro wisata hasil binaan Dinas Ketahanan Pangan, Karangasem ini sudah ramai dikunjungi wisatawan asing yang ingin menikmati suasana agro termasuk sensasi memetik dan memanen salak di agro wisata yang dikembangkan oleh Kelompok Tani, Werdhi Guna.

Agro wisata seluas sekitar 3 hektar ini memang sedikit berbeda dengan agro wisata salak lainnya yang ada di Desa Sibetan, selain udaranya yang sejuk para wisatawan juga bisa menjajal jalur tracking yang melintasi areal perkebunan salak dan bersantai di Rest Area yang dibuat sedemikian rupa sembari menikmati kopi salak, serta berbagai kuliner yang juga berbahan salak dan buah lainnya yang dipetik dari agro wisata ini.

“Dalam seminggu lebih dari 100 wisatawan yang datang berwisata kesini, sebagian besar wisatawan group, ada yang tracking dan bersepeda,” ungkap I Nyoman Sweca, anggota kelompok tani Werdhi Guna, Rabu (12/7/2017).

Keberhasilan kelompok tani ini lantas dinilai oleh tim penilai lomba Adhikarya Pangan Nusantara, Provinsi Bali. Kadis Ketahanan Pangan, I Nyoman Mertha Tanaya, kepada wartawan menyebutkan varietas salak yang dikembangkan di Agro Wisata ini yakni Salak Gula Pasir dan Salak Nangka, selain juga ada jenis buah lainnya seperti Nangka dan Pepaya. Hasil panen dari perkebunan salak dan buah lainnya seluas 3 hektar itu kemudian diolah menjadi Keripik Salak, Keripik Nangka, Dodol Salak, Rujak, Manisan serta berbagai makanan olahan lainnya yang hasil produksinya dipasarkan di sejumlah Supermarket dan pusat oleh-oleh ternama di Bali.

“Bahkan untuk manisan pepaya calina, hasil produksinya diekspor ke Yugoslavia,” ujar Mertha Tanaya didampingi Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Karangasem. Kedepan pihaknya juga berencana membuat pusat kuliner di Agro Wisata Salak ini untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke agro wisata ini. Sementara mengenai Lomba Adhikarya Pangan Nusantara yang penilaiannya dilakukan oleh enam anggota tim penilai, Rabu kemarin, Kelompok Tani Werdhi Guna menjadi wakil Karangasem. Jika nantinya kelompok tani ini lolos, maka akan mewakili Bali dalam lomba serupa di tingkat Nasional.

Untuk diketahui, pada musim panen salak dan nangka, industri olahan yang dimiliki kelompok tani ini bisa mengolah hingga 10 ton salak setiap bulannya dengan perbandingan 10 banding 1. Artinya 10 ton salak basah yang baru dipetik bisa menghasilkan 1 ton keripik salak siap saji. Sedangkan untuk olahan Nangka, 7 ton nangka bisa menghasilkan 1 ton kripik nagka siap saji.nov/rls/aga


Komentar

Berita Terbaru

\