PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Staf Khusus Presiden Bicara Politik Berlandaskan Pancasila di Dikpolnas KMHDI

Jumat, 23 Juni 2017

00:00 WITA

Nasional

4009 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Politik, suaradewata.com - Pembukaan Diklat Politik Nasional atau Dikpolnas Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) pada Kamis (22/6/2017) kemarin di Manado Sulawesi Utara, dirangkaikan dengan simposium nasional dengan menghadirkan pembicara nasional yaitu AA. G.N. Ari Dwipayana dari Staf Khusus Presiden RI bidang Komunikasi.

Pada kesempatan ini Ari Dwipayana menyampaikan materi terkait politik yang bermartabat yang berlandaskan nilai – nilai Pancasila dan agama Hindu. Sesuai dengan tema kegiatan Dikpolnas KMHDI yaitu “Pembentukan Perspektif Politik yang Bermartabat, Berlandaskan Nilai – Nilai Pancasila”.

Ari Dwipayana mengatakan bahwa kata politik itu bagi sebagian orang masih menakutkan, khususnya bagi orang- orang yang awam dengan politik.

Politik dikaitkan dengan politik praktis, dikaitkan dengan kekuasaan, menghalalkan segara cara untuk mencapai kekuasaan. Tapi pertanyaannya, apa betul itu namanya politik?

“Menurut berbagai lembaga survey bahwa lembaga politik itu termasuk lembaga yang tidak dipercaya oleh masyarakat, seperti Partai Politik, DPR, sedangkan lembaga yang dipercaya seperti Presiden, TNI, KPK dan Polri” kata bapak Ari dalam materinya.

“saya kira salah satu penyebabnya karena politik itu dipisahkan dari nilai, politik itu dipisahkan dari roh politik itu sendiri” tambah lulusan S1 UGM ini.

Ari Dwipayana menjelaskan dalam Hindu mengenal konsep Dharma Raksata Raksita  yang artinya siapa yang berjalan dijalan Dharma atau kebaikan maka ia akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri. Sehingga filosofi politik dalam Hindu itu sendiri ada pada Dharma itu. Maka politik itu tidak harus kotor. “Jadi tidak semestinya generasi muda itu apoitis dengan politik” tegas Ari Dwipayana.

 Menurut Ari Dwipayana, tidak benar jika ada stagment kemerdekaan itu milik salah satu golongan saja. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perbuatan dan keterlibatan semua golongan. “Hindu, Islam, Kristen, Buddha, Konghucu itu semua terlibat dalam proses meperjuangkan kemerdekaan” tegasnya.

Saat ini tantangan kebangsaan itu tidak cukup hanya dalam visi membangun kebhinekaan saja, tapi juga dalam meraih kemajuan, karena kita berpolitik tidak hanya sekedar kepentingan kekuasaan tapi lebih pada mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga kunci untuk mensukseskan kemajuan itu adalah dengan tetap menjalankan nilai – nilai Pancasila.

“Pancasila itu bukan sebuah jargon, sehingga harus dibumingkan sebagai ideologi. Maka KMHDI dan generasi muda harus membumingkan Pancasila dan membudayakannya dalam masyarakat” harap Ari Dwipayana.


Komentar

Berita Terbaru

\