Sejarah Bulan Ramadhan
Sabtu, 17 Juni 2017
00:00 WITA
Nasional
3475 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang diwajibkan bagi umat muslim di seluruh dunia untuk melaksanakannya. Puasa Ramadhan dalam perjalanan sejarahnya cukup menarik jika dikaji lebih mendalam.
Berbagai pertanyaan mungkin saja muncul di benak kita tentang kapan ibadah Puasa Ramadhan mulai disyariatkan? Bagaimana model puasa yang dilakukan umat Islam pertama kali? Apa yang membedakan puasa Islam dengan agama Ahli kitab? atau mungkin beberapa pertanyaan lain yang berkaitan dengan sejarah lahirnya puasa ramadhan, berikut penjelasannya.
Sejarah Puasa Ramadhan Pertama Kali di Syariatkan
Puasa Ramadhan mulai disyariatkan sejak tanggal 10 Sya`ban tahun kedua Hijriah atau satu setengah tahun setelah umat Islam berhijrah dari Mekah ke Madinah, atau juga setelah umat Islam diperintahkan untuk memindahkan kiblatnya dari masjid Al- Aqsa ke Masjidil Haram.
Perintah mulai nya puasa ramadhan ini didasarkan pada firman Allah di dalam surah Al-Baqarah ayat 183, dimana dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa puasa telah dilakukan sebelum masa Kerasulan Muhammad SAW. Namun demikian, praktiknya tidak seperti yang dilakukan oleh umat Islam seperti sekarang ini.
Setelah ayat tersebut turun, Puasa Ramadhan menjadi sebuah bentuk Ibadah yang mewajibkan seluruh umat muslim selama satu bulan dengan memenuhi syarat dan dan rukun yang telah disyariatkan.
Model Puasa Ramadhan yang Pertama Kali Dilakukan Umat Islam
Model puasa yang pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW beserta sahabat adalah puasa bulan Asyura`, yaitu puasa yang dilakukan masyarakat Quraisy yang mana saat itu setibanya di Madinah, Rasulullah SAW memerintahkan berpuasa pada bulan tersebut.
Setelah turun perintah berpuasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untukberpuasa bagi siapa yang menghendakinya. Saat itu, umat muslim boleh berpuasa dan boleh juga tidak, dan bagi mereka yang tidak berpuasa diwajibkan untuk membayar fidyah namun tetap dengan keutaman dan ketentuan syarat yang telah ditetapkan. Selanjutnya seiring berjalannya waktu, puasa Ramadhan menjadi sebuah kewajiban bagi setiap muslim, kecuali bagi mereka yang mempunyai uzur syar’i.
Perbedaan Puasa Ahli kitab dengan Puasa Umat Islam
Salah satu hal yang membedakan puasa umat Islam dengan umat yang lain di antaranya adalah adanya perintah makan sahur sebelum terbit fajar. Di dalam hadis riwayat Amr bin Ash, Rasulullah saw bersabda,“Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah pada makan sahur…” (HR Muslim)
Selain itu, puasa yang dilakukan kaum muslimin pada bulan Ramadhan berlangsung selama satu bulan penuh, berbeda dengan ahli kitab yang melaksanakan puasa di luar bulan Ramadhan. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
“…Sungguh, telah datang bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya…” (HR Ahmad dan Nasa’i)
Sejarah Puasa Sebelum Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Persamaan puasa umat Islam dengan umat-umat terdahulu adalah dalam hal kewajiban, bukan pada tata caranya. Berikut penjelasan mengenai bentuk puasa sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Umat Nasrani terdahulu juga pernah diwajibkan melaksanakan puasa Ramadhan, tetapi mereka menambahnya 10 hari hingga akhirnya berjumlah 50 hari. Dikarenaka pada bulan Ramadhan cuacanya sangat panas, waktunya pun diperpendek dan dipindah pada musim semi.
Begitupun dengan umat Yahudi, bahkan puasanya tidak sekadar menahan dari makan dan minum dari sore hari sampai waktu sore lagi. Akan tetapi, mereka melaksanakan sambil berbaring di atas pasir dan debu sambil melakukan ratapan yang sedih.
Pada masa Jahiliah, penduduk Quraisy Mekah melaksanakan puasa pada bulan Asyura dan Nabi Muhammad SAW melakukannya sebelum ada perintah berpuasa di bulan Ramadhan, namun setelah ada perintah puasa di bulan Ramadhan, Nabi pun berpuasa dan meninggalkan puasa di bulan Asyura.
Demikian penjelasan terkait sejarah bulan Ramdhan, semoga dibulan yang penuh berkah ini, kita semua beserta amal perbuatan yang telah dilakukan, diterima disisi Allah SWT. Semangat bulan Ramadhan.
Ricky Rinaldi (Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia)
Komentar