PHDI Bali Usulkan Jaringan Internet dan Telepon Diputus Saat Nyepi
Rabu, 22 Maret 2017
00:00 WITA
Denpasar
15176 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Komisi I DPRD Provinsi Bali menggelar acara Sosialiasi Himbauan Tidak Bersiaran pada Hari Raya Nyepi, di Gedung DPRD Provinsi Bali, Rabu (22/3). Acara tersebut dihadiri anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Majelis Utama Desa Pakraman, serta instasi terkait dan pimpinan lembaga penyiaran di Bali.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, mengusulkan agar jaringan internet dan telepon diputus selama Hari Raya Nyepi. Usulan Sudiana ini, dilatari beberapa persoalan yang muncul dalam Hari Raya Nyepi terdahulu, yang justru terjadi karena masih adanya jaringan internet serta telepon ini.
Misalnya, kasus penghinaan yang dilakukan oleh pengguna akun Facebook dengan menulis status tentang Nyepi, yang melukai hati rakyat Bali. Belum lagi ada juga yang mengambil gambar dengan cara selfie saat Hari Raya Nyepi, lalu mengunggahnya ke media sosial.
"Jadi kalau bisa, internet, WA, Line, Pak Google, HP, semuanya distop saat Hari Raya Nyepi. Karen itu yang biasanya diutak-atik, dan banyak sekali kasus karena itu," kata Sudiana.
Ia pun meminta semua pihak, tak terkecuali umat Hindu sendiri, agar menghormati pelaksanaan Hari Raya Nyepi tanpa menciptakan kegaduhan yang tidak perlu. "Kalau bisa jangan dulu utak-atik internet, apalagi membuat pernyataan yang menimbulkan keresahan. Tidak boleh juga melakukan selfie (foto) saat Hari Raya Nyepi," ujarnya.
Menurut dia, ada banyak kasus di mana orang malah selfie saat Hari Raya Nyepi. Celakanya, foto itu lalu diunggah ke media sosial, sehingga memicu kegadungan karena dinilai tidak menghormati pelaksanaan Nyepi.
"Jadi sekali lagi, saat Nyepi jangan ada lagi selfie di jalan, apalagi kalau Pecalang. Jangan karena jalanan sepi, lalu ke jalan, pura-pura lupa kalau sedang Nyepi, dan malah selfie. Karena ini dampaknya besar," tegas Sudiana.
Sementara itu Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali Ketut Tama Tenaya, yang memimpin jalannya sosialisasi mengatakan, soal jaringan internet dan telepon agar diputus saat Hari Raya Nyepi sudah pernah diusulkan ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) di Jakarta. Sayangnya, usulan tersebut tidak mendapatkan respon.
"Soal jaringan internet dan HP ini, sesungguhnya pernah kita usulkan ke Kominfo. Tetapi rasanya berat untuk disetujui," tutur Tama Tenaya.
Meski demikian, kata politisi asal Tanjung Benoa itu, pihaknya akan terus berjuang ke pusat agar hal-hal yang berkaitan dengan Hari Raya Nyepi dapat diatur secara khusus. Salah satunya, Komisi I DPRD Provinsi Bali terus mengawal revisi UU Penyiaran, dengan harapan agar keinginan Bali supaya tidak ada siaran selama Hari Raya Nyepi dapat diakomodir dalam revisi undang-undang tersebut.
"Kita intens berjuang soal penyiaran ini. Dalam perubahan UU Penyiaran, kita dorong agar soal tidak adanya siaran di Hari Raya Nyepi ini dapat diakomodir di dalamnya, minimal di bagian penjelasan. Ini penting supaya tiap tahun kita selalu membahas hal yang sama seperti ini," pungkas Tama Tenaya. san/ari
Komentar