Awas, Komunis Gaya Baru
Sabtu, 18 Maret 2017
00:00 WITA
Nasional
5276 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - Meningkatnya ekshalasi ancaman bahaya laten komunisme di Indonesia mulai dirasakan saat ini. Letupan awal seperti perisitwa reuni eks-PKI di Banyuwangi, pemutaran film dokumenter berhaluan kiri di beberapa perguruan tinggi hingga temuan fakta terkait upaya konsolidasi di beberapa basis daerah PKI di Indonesia mulai merangkak eksis di sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia.
Publik seakan dibuat lupa dengan berbagai bentuk pencitraan pragmatis dan sebuah pembodohan semu, seolah dibuat untuk melupakan sejarah kelam serta kekejaman komunis yang tak memanusiakan manusia sebagaimana kodratnya.
Sejarah Awal Komunis Global
Komunisme merupakan salah satu paham ideologi yang keberadaannya sempat eksis di dunia. Sejarah mengatakan bahwa penganut awal paham ini berasal saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia pada 7 November 1917, dimana kesengsaraan buruh dan tentara Rusia berujung kepada kekacauan di jalanan dan penggulingan pemerintahan nasionalis Rusia pimpinan Alexander Kerensky, yang dianggap tidak kompeten dalam menjalankan roda pemerintahan.
Hiruk pikuk eksistensi Komunisme barulah terdengar saat tokoh komunis dunia yakni Karl Marx dan Friedrich Engels menghasilkan buah pemikiran yang berjudul Manifest Der Kommunistischen dan diterbitkan pada 21 Februari 1848 yang kemudian menjadi landasan sebuah pergerakan politik dunia.
Kelahiran komunisme di awal abad ke-19 merupakan bentuk koreksi terhadap paham kapitalisme yang kala itu menganggap kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari sebuah proses produksi dan cenderung mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangannya komunisme justru tumbuh menjadi beberapa faksi yang masing-masing memiliki pemahaman dan cara perjuangan yang berbeda dalam mencapai tujuan masyarakat sosialis.
Dalam pertumbuhannya, komunisme sebagai paham yang kontra akan kapitalisme acapkali menggunakan sistem partai komunis sebagai alat untuk mengambil alih kekuasaan dan menentang posisi pemilik modal/individu. Yangmana pada prinsipnya, kelompok komunis cenderung mendengungkan kampanye seluruh aset kepemilikan barang dikuasai oleh negara dan disediakan untuk kemakmuran rakyat semata. Sehingga sangat kental dikenal bahwa paham komunis tidak mengenal hak perseorangan sebagaimana yang dieluhkan oleh paham liberalisme.
Komunis 65
Dalam sejarah dunia, Indonesia sempat menjadi salah satu kekuatan besar partai komunisme dunia. Kelahiran komunisme di tanah air tidak dapat dilepaskan dari peranan hadirnya pengaruh komunisme luar negeri yang dibawa oleh sebagian mahasiswa-mahasiswa Luar Indonesia yang terpengaruh paham kiri dan beberapa orang yang memiliki keturunan darah warga negara Belanda.
Sneevliet, merupakan salah satu warga negara Belanda yang bekerja sebagai pekerja kereta api zaman kolonial dan berperan besar terhadap lahirnya paham dan pemikiran komunisme di Nusantara. Pengaruh awal Seneevliet bermula saat dirinya ikut berpartisipasi terhadap Perhimpunan Demokratis Sosial Hindia, yang merupakan kelompok serikat buruh yang bersifat modern dan agresif, serta memiliki pemikiran yang anti akan kapitalisme.
Barulah setelah itu konsep pemikiran yang digagas oleh Senevliet dianut dan diteruskan oleh beberapa tokoh dalam negeri seperti Muso dan Semaoen, sehingga tercetuskan awal pergerakan komunisme di Surabaya. Tidak berhenti sampai disana, perkembangan komunisme di Indonesia juga sempat menjelajah ke wilayah Semarang, dimana dalam catatan sejarah perkembangan komunisme di daerah tersebut terus diingat dengan pecahnya persatuan kelompok serikat islam menjadi merah dan putih.
Namun demikian, sejarah tak terlupakan terkait berakhirnya eksistensi komunisme di dalam negeri, berawal saat terendusnya gerak gerik pergerakan PKI kala itu yang berencana akan membuat sebuah manuver hebat dalam rangka kudeta terhadap Presiden Soekarno yang kala itu sedang mengidap penyakit.
Tidak hanya disana, mendekati detik-detik akhir bulan September tahun 1965 atau yang sekarang dikenal dengan pergerakan G30/SPKI, tabiat kejahatan kelompok komunis mulai terbukti jelas saat beberapa Perwira dan Prajurit TNI kala itu hilang dan dibunuh secara tragis di bilangan komplek Lubang Buaya, Jakarta.
Oleh karenanya, segera setelah Presiden Seokarno memberikan mandat dan kepercayaan kepada Presiden Soeharto untuk melanjutkan Pemerintahan, kala itu juga dirinya mengatur strategi untuk menumpas habis benang merah komunisme yang telah menjadi masalah akut bagi bumi khatulistiwa.
Komunis Gaya Baru
Banyak orang mengira bahwa eksistensi komunisme mati setelah penumpasan habis yang dilakukan di orde pemerintahan Presiden Seoharto sebelumnya. Ditambah lagi dengan runtuhnya Uni Soviet akibat kebijakan Glasnost Prestorica Pemerintahan Mikhail Gorbachev ditahun 1990, tidak dapat bersaing ketat dengan eksistensi paham liberalisme yang menjual garansi kesejahteraan.
Seperti yang digambarkan oleh Anthony Giddens, salah satu sosiolog Inggris terkenal yang menyatakan bahwa komunisme dan sosialisme merupakan sebuah hantu yang terus membuntuti eksistensi paham liberalisme dan kapitalisme, yang nyatanya pergerakan komunisme di Indonesia saat ini cenderung bermetamorfosis menjadi sebuah pergerakan modern yang justru lebih masif dan mengerikan.
Pergerakan komunisme saat ini yang lebih dikenal dengan Komunisme Gaya Baru atau KGB perlahan mulai menjalar di beberapa institusi strategis dan melakukan pengalihan isu terhadap sejarah kelam serta catatan kejam 65. Mulai dari melakukan konsolidasi di internal kelompok saudara sepaham komunis, menyebarkan ide bohong dan logo palu arit komunis, membuat buku pencitraan berhaluan komunis, menggelar panggung seni dan kajian ilmiah terkait komunis, membentuk dan mendeklarasikan partai-partai berhaluan sosialis, mendesak pemerintah membentuk Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi terhadap korban 65, serta yang paling mutakhir adalah jelmaan terhadap beberapa kebijakan dan peraturan pemerintah yang dengan tegas memihak sejarah kelam komunisme.
Menggeliyatnya perkembangan komunisme gaya baru saat ini, mengisyaratkan sebuah ancaman laten terhadap Republik Indonesia. Catatan kelam partai komunis yang dahulu terkenal sempat membantai para santri dan ulama Indonesia, perlahan mulai dihapuskan demi memuluskan tujuan akhir mendirikan sebuah Republik Sentral Komunisme Dunia.
Menjadi sebuah catatan tegas bagi seluruh generasi penerus bangsa Indonesia untuk senantiasa bersikap awas dan menentang eksistensi komunisme. Kebiadaban komunis yang tak terlupakan terhadap jiwa tak bersalah harus senantisa diingat dan dipegang teguh.
Indonesia berdiri bukan karena komunis maupun paham sosialis. Berdirinya indonesia hingga saat ini merupakan jenjang kenegaraan yang berawal dari semangat Pancasila dan Undang-Undang 1945. Oleh karena itu, terus waspadai segala manuver pergerakan kelompok berhaluan sosialis dan komunis. Karena mudah untuk dibandingkan bahwa tidak ada negara sosialis maupun komunis di dunia ini, yang dapat bertahan dan mempersatukan perbedaan Suku, Ras, Agama, dan Golongan seperti halnya yang dijalankan oleh Falsafah Pancasila.
Oleh : Ardian Wiwaha (Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia)
Komentar