Estimasi Kerugian Tembus Rp 100 M, Lahan Relokasi Disiapkan 90 Are
Rabu, 22 Februari 2017
00:00 WITA
Bangli
3650 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Sesuai laporan yang diterima BPBD Bangli, estimasi kerugian material akibat dampak bencana alam yang meluluhlantahkan wilayah Kintamani mencapai Rp 100 miliar. Kerugian tersebut, mencakup kerusakan rumah warga, infrastruktur akses jalan, hektaran lahan pertanian dan fasilitas public lainnya. Sementara terkait relokasi, Pemkab Bangli telah mulai memproses menyiapkan lahan seluas 90 are di dua lokasi berbeda yakni di kawasan hutan Yeh Mampeh dan dusun Serongga.
“Saat ini kita masih terus melakukan penyempurnaan pendataan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam di Kintamani. Untuk sementara sesuai laporan yang kita terima, estimasi kerugian material telah mencapai Rp 100 miliar,” ungkap Kepala BPBD Bangli, I Wayan Karmawan, Rabu (22/02/2017). Disebutkan, dampak bencana alam tanah longsor dan banjir bandang tersebut telah menyebabkan sebanyak 68 unit rumah warga yang rusak berat maupun ringan. Selain itu, belasan titik ruas jalan dan ratusan hektar lahan pertanian warga juga mengalami kerusakan.
Lebih lanjut, kata Karmawan, terkait rencana relokasi puluhan Kepala Keluarga yang berada di zona merah kini masih dalam proses penjajakan dan sosialisasi. “Sesuai kesepakatan, relokasi pengungsi akan segera kita lakukan. Lahan untuk tempat relokasi sudah disiapkan dan sudah mendapat ijin dengan menggunakan kawasan hutan Yeh Mampeh seluas 60 are dan di kawasan Serongga 30 are,” jelasnya. Rencananya, tempat relokasi di Yeh Mampeh akan diperuntukkan bagi para korban di wilayah sekitar. Sementara untuk lahan relokasi di Serongga, untuk para korban dari dusun Bantas dan sekitarnya. “Sistemnya karena menggunakan lahan pemerintah, tentunya di tukar guling dengan perbandingan satu banding satu” bebernya. Dengan kata lain, masyarakat yang akan direlokasi harus menyerahkan satu are lahannya untuk mendapatkan luas yang sama di tempat relokasi.
Ditargetkan, relokasi tersebut sudah bisa dilakukan tiga atau empat bulan kedepan. “Untuk pembangunan rumah di tempat relokasi, diupayakan dengan menggunakan dana siap pakai dari BNPB Pusat,’ tegasnya. Sementara untuk upaya penanggulangan dan pemulihan dampak bencana, hingga saat ini pihaknya masih terus melanjutkan upaya pembersihan. Disebutkan, penggunaan dana tak terduga senilai satu miliar sebagian lebih telah dipergunakan untuk pembangunan jalan darurat termasuk untuk fasilitas pendukung lainnya yang lebih urgent. Oleh karena itu, dipastikan, saat ini sudah tidak ada lagi daerah yang terisolir akibat bencana tersebut.
Sekedar diketahui, hingga saat ini dampak bencana itu telah menyebabkan setidaknya sebanyak 362 jiwa warga di wilayah desa Songan dan Yeh Mampeh masih mengungsi. Dari jumlah itu, sebanyak 100 orang memilih mengungsi ke rumah kerabatnya. Sisanya sebanyak 262 jiwa hingga kini masih bertahan mengungsi di dua lokasi pengungsian yang telah disiapkan yakni di wantilan desa Songan dan Posko pengungsian di Yeh Mampeh. ard/ari
Komentar