PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Banjir Bandang Terjang Tianyar Barat, Puluhan Ternak Hanyut

Jumat, 10 Februari 2017

00:00 WITA

Karangasem

4461 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Karangasem, suaradewata.com -Sedikitnya ada sebanyak 20 rumah warga dan belasan kios di Banjar Dinas Tukad Eling, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, mengalami kerusakan akibat diterjang banjir bandang yang melanda wilayah desa ini pada Jumat (10/2/2017) sekitar pukul 01.00 Wita dinihari. Banjir bandang setinggi enam meter ini juga menghancurkan senderan sungai sepanjang 200 meter  dan nyaris merenggut nyawa dua kepala keluarga yang rumahnya di pinggir sungai.

Pantauan suaradewata.com dilokasi kejadian menyebutkan, banjir bandang itu terjadi secara tiba-tiba, namun sebelumnya warga yang tinggal di pinggir sungai Tukad Eling sudah waspada dan tidak tidur. “Sebelumnya pukul 22.00 Wita air sungai memang sempat naik sampai dua meter tapi tidak sampai keatas kerumah warga, makanya kami tidak terlalu khawatir karena airnya kembali surut,” sebut I Ketut Sudarmana, salah satu korban banjir dilokasi kejadian.

Meski air sungai sudah mulai surut, namun warga sekitar tidak berani tidur dan memilih untuk berjaga mengawasi ketinggian air sungai. Dan sekitar pukul 01.00 Wita, secara tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang disertai hantaman banjir bandang setinggi enam meter. Warga pun langsung panik dan berusaha menyelamatkan anggota keluarga mereka. Ada yang naik kepohon mangga atau pohon besar yang cukup tinggi, ada juga yang lari menuju tempat yang lebih aman.

“Saya dan keluarga bingung mau menyelamatkan diri kemana karena rumah kost yang saya tempati sudah dikepung banjir. Beruntung ada pohon mangga cukup besar jadi saya sekeluarga tujuh orang naik kepohon mangga itu,” ungkap Nosi, warga sal Banyuwangi, jawa Timur yang kost di Banjar Tukad Eling.

Saat itu Nosi mengaku sudah pasrah dan merasa dirinya sudah akan mati, tapi dengan sekuat tenaga dia tetap memegang dua anak kembarnya yang berusia dua tahun agar tidak terlepas sambil berpegangan erat di pohon mangga itu. “Setelah hampir dua jam banjirnya pak, baru surut. Saya lihat banyak rumah yang sebagian jebol terbawa banjir. Ada banyak motor yang hanyut, babi, lemari dan barang barang milik warga lainnya,” kenangnya.

Sementara itu petugas BPBD mengerahkan satu unit alat berat untuk membersihkan lumpur yang cukup tinggi ditengah jalan yang dilintasi sungai tersebut.nov/aga


Komentar

Berita Terbaru

\