PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bangli Panen Kedelai Edamane, Produksi Indonesia Minus 1,5 Juta Ton Tiap Tahun

Kamis, 29 Desember 2016

00:00 WITA

Bangli

3414 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Untuk mendorong ketahanan pangan  secara nasional, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 70 triliun melalui APBN. Oleh karenanya,  Pemerintah Kabupaten Bangli diminta lebih pro aktif dalam merancang program yang produktif dan inovatif dibidang pertanian.

 Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali I Made Urip saat menghadiri panen kedelai edamane di Kelompok Tani Merta Buana, Br. Puraja, Desa Peninjoan, Tembuku, Kamis (29/12/2016). Acara ini juga dihadiri oleh Plt. Asisten III Sekda Bangli Wayan Warta Megantara, Anggota DPRD Provinsi Bali Dapil Bangli Nyoman Budi Utama, Plt. Kadis Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Bangli Ni Wayan Manik, Dandim 1626 Bangli Letkol. Infantri Susanto Lastua Manurung dan anggota Kelompok Tani Merta Buana. 

Terkait dengan pelaksanaan panen kedelai, Made Urip mengatakan, persoalan komoditi kedelai dari dulu selalu menjadi persoalan yang cukup pelik. Hal ini dikarenakan target produksi kedelai setiap tahun tidak pernah tercapai. Jelas dia, kebutuhan masyarakat akan komoditi kedelai dalam negeri setiap tahunya mencapai 2,3 juta ton. Sedangkan produksi hanya mencapai sekitar 800 ribu ton. “Jadi masih ada defisit produksi yang cukup tinggi, selama ini kita masih mengandalkan kedelai import, karena produksi dalam negeri kita yang masih rendah”ucapnya.Dengan kata lain, Indonesia masih minus produksi kedelai sebanyak 1,5 juta ton per tahun.

Lebih lanjut Made Urip menyampaikan, selama ini komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan senantiasa mendorong permerintah untuk meningkatkan produksi pangan nasional agar ketahanan pangan nasional bisa diwujudkan.”Kalau Ketahanan pangan terganggu, maka keamanan nasional juga pasti terganggu, karena stabilitas perekonomian akan terganggu”jelasnya.

Untuk menjaga ketahanan pangan nasional, sambung dia, dalam APBN angaran pertanian terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan. “Dulu waktu saya pertama masuk sebagai DPR RI tahun 1999, anggaran kita disektor pertanian hanya Rp 2,3 triliun. Namun sekarang anggaran untuk sektor pertanian sudah mencapai angka Rp 70 triliun. Angka ini belum termasuk subsidi benih, subsidi pupuk dan subsidi yang lain”jelasnya. Selain itu, lanjut dia, untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, petani harus diberikan kemudahan terutama dalam akses APBN. Karena hampir 70 % APBN dialokasikan untuk petani diseluruh tanah air. Selain itu, ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK)  pertanian yang disalurkan melalui APBD untuk menjembatani perbaikan infrastruktur pertanian di seluruh Indonesia. “Dana ini bisa digunakan untuk perbaikan jalan usaha tani, jalan produksi, jaringan irigasi dan pencetakan sawah baru utamanya di luar pulau Jawa dan Bali”terangnya.

Sementara itu Plt. Asisten III Sekda Bangli Warta Megantara mengatakan, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, di tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bangli telah menetapkan sasaran produksi padi mencapai 31.077 ton gabah kering giling, jagung 4.843 ton pipilan kering dan kedelai 80 ton biji kering. Selain itu, lanjut dia, Pemkab Bangli juga mendorong produksi komuditas unggulan yang selama ini menjadi andalan seperti pengembangan komodite padi, jagung dan kedelai di 112 subak melalui peningkatan penerapan teknologi spesifik lokasi dengan sistem tanam jajar legowo, pengembangan bawang merah dan cabai di lahan sawah yang kekurangan air serta pengembangan beberapa jenis komuditas perkebunan yang mempunyai peluang dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu program pendukung kegiatan tersebut, sambung dia,  adalah dengan mengucurkan bantuan alsistan berupa traktor, trans splenter (alat tanam padi), combain (alat panen), hand sprayer, pompa air, rehabilitasi jaringan irigasi, jalan usaha tani dan jalan produksi. “Melalui program ini, kita ingin Bangli menjadi kabupaten yang memiliki ketahahan pangan”pungkasnya.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\