Okokan dan Tek Tekan Warnai Festival Kerambitan II
Sabtu, 08 Oktober 2016
00:00 WITA
Tabanan
4548 Pengunjung
suaradewata
Tabanan, suaradewata.com - Festival Kerambitan II dibuka oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Lapangan Umum Kerambitan, Kecamatan Kerambitan, Jumat (07/10/2016). Pembukaan tersebut sekaligus pembukaan Hari Ulang Tahun Tabanan ke-523. Setelah dibuka oleh Bupati Tabanan, para penari, penabuh Okokan serta tektekan hiasi Festival Kerambitan dengan meriah dan penuh dengan nilai seni serta budaya.
Ketua Panitia Festival Kerambitan sekaligus Camat Kerambitan I Gede Sukanada menyampaikan puji syukur atas pelaksanaan kegiatan Festival Kerambitan II ini. Hal tersebut sebagai suatu kebanggaan bagi masyarakat Kerambitan dan sebagai penghormatan setinggi-tingginya kepada Bupati Tabanan yang bisa hadir di tengah-tengah masyarakat Kerambitan.
"Ini merupakan spirit bagi kami, untuk menjadikan Kerambitan yang lebih baik. Kegiatan ini kami namakan 31, yang artinya tiga kegiatan satu tujuan . Kegiatan Festival Kerambitan ini merupakan festival lanjutan dari festival yang terdahulu dan memiliki tujuan untuk mempertahankan kegiatan seni untuk generasi kedepan," ucap Sukanada.
Sukanada juga menjelaskan, acara tersebut dihiasi oleh Okokan dan Tek tekan, disekenariokan oleh generasi muda di Kerambitan. Yang merupakan maskot dari Kecamatan Kerambitan, sedangkan untuk pakem pakemnya itu tetap berkoordinasi dengan pakem dari Puri Kerambitan. Karena masih memiliki lontar yang akurat tentang sejarah Kerambitan. Dan untuk penari inti berjumlah 150 orang. Serta untuk pembawa obor berjumlah 165 orang. Sedangkan untuk sekaa okokan dan tek tekan dikerahkan 10 sekaa. Terdiri dari 1 sekaa berjumlah antara 30 orang sampai 40 orang. Dengan jumlah total diperkirakan sekitar 687 orang di okokan dan di Tek Tekan.
"Terkait okokan dan tek tekan itu sesuai dengan semangat dan kebersamaan, karena okokan itu muncul dari pada kegembiraan masyarakat kami, terkait dengan kegiatan - kegiatan sektor pertanian khususnya, dan terkait dengan situasi kondisi, ada grubug disana, okokan dan tektekan itu muncul untuk menetralisir dari pada alam, sehingga alam itu bersahabat dan tetap bersahabat dengan manusia" jelasnya.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya dan sekaligus membuka Festival Kerambitan, menyampaikan bahwa festival Kerambitan ini sebetulnya adalah salah satu cara untuk memperkenalkan seni budaya dan warisan leluhur. Terutama di Kerambitan ini kepada generasi muda. "Jadi dengan adanya festival ini, kita ingin menumbuhkan kembali rasa bangga, rasa cinta terhadap tanah air, karena yang namanya Bangsa Indonesia ini kan kaya dan lahir dari budaya. Mudah - mudahan dengan budaya ini bisa mempersatukan kita kembali, dan bisa mewujudkan cita-cita bersama, yaitu membela tanah air kita, dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan Tabanan khususnya," ucap Eka.
Eka menerangkan, Perayaan ulang tahun Kota Tabanan tidak lagi terpusat di kota, melainkan akan dibawa ke seluruh kecamatan di Tabanan. Pada kesempatan itu pula, Eka berharap di kecamatan-kecamatan lainnya agar membuat festival seperti ini. Yang nantinya untuk bisa mengangkat warisan leluhur dan mengangkat warisan budaya Tabanan. Dalam membangkitkan rasa bangga terhadap Tabanan. "Jadi kita sudah punya festival tanah lot, festival ulun danu, nanti festival apalagi yang lahir, selain festival Kerambitan, saya tunggu inovasinya, terutama kepada seluruh camat yang hadir, ayo jangan melempem, masak kalah, Kerambitan luar biasa, jempol dua buat Kerambitan," bebernya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan I Ketut Suryadi yang ikut menghadiri acara pembukaan Festival Kerambitan tersebut. Mengungkapkan bahwa Kecamatan yang belum membuat Festival, harus bangkit dan dapat menyelenggarakan Festival di masing masing Kecamatan. "Kecamatan musti bangkit mulai tahun depan, tahun depan kecamatan apa yang bisa memulai dan melopori kita tunggu, slot anggaran kita harus padukan," ungkap Suryadi.
Lalu berapa anggaran yang dibutuhkan?? Dia menjawab tidak tahu berapa yang dibutuhkan. Itu tergantung dari Kecamatan yang dapat menyelenggarakan Festival nantinya. "Gak tahu, ntar kan terserah mau berapa, ya tentu kita pertimbangkan dengan keadaan yang ada, tapi ini musti didorong gak bisa gak, musti didorong seperti apa yang sering saya sampaikan, peradaban kita rusak kalau seni budaya kita tidak perhatikan, intinya disitu," ucapnya. ang/ari
Komentar