Kasus Siswa DO Turun, Disdikpora Minta Pendidikan Budi Pekerti Digencarkan
Kamis, 06 Oktober 2016
00:00 WITA
Bangli
4657 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Angka siswa putus sekolah alias drop out (DO) di Kabupaten Bangli, mulai mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari kerja keras yang dilakuan semua pihak. Sementara terkait maraknya kasus criminal yang melibatkan anak dibawah umur, diharapkan bisa ditekan dengan menggencarkan pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah.
Hal tersebut disampaikan, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Nyoman Suteja saat ditemui awak media Kamis (06/10/2016). Disampaikan, berkat kerja keras semua pihak saat ini angka drop out bisa ditekan. Dimana, untuk tahun 2015 angkanya tercatat 4 orang. “Sekarang angkanya turun menjadi 2 orang,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, kalau sebelumnya angka DO banyak ditemukan di Kintamani. Namun tahun 2016, justru terjadi di Tembuku yakni di Dusun Tegal Asah. “Kami telah turun melakukan penelusuran, dua anak ini ternyata memiliki latar belakang broken home. Dimana ibu dan ayah berpisah, dua anak ini kemudian diasuh oleh neneknya,”tegas Suteja.
Disisi lain menyinggung maraknya kasus criminal yang melibatkan anak dibawah umur (siswa), pihaknya mengakui sempat diajak koordinasi oleh Kapolres Bangli. “Kita merasa priahtin atas persoalan ini dan kita akan terus mencarikan solusinya,”ujarnya. Kata dia, sejatinya pendidikan budi pakerti telah dilakukan sejak dulu untuk menekan kasus criminal yang melibatkan pelajar tersebut. “Sekarang pelaksanaan pendidikan budi pakerti akan kembali kita optimalkan. Dimana, setiap apel bendera, pihak sekolah wajib memberikan arahan terkait penanaman pendidikan budi pakerti ini,” pintanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta pihak sekolah melakukan pendekatan dengan pihak orang tua siswa yang selama ini memiliki kasus. Pendekatan ini diharapkan bisa mengubah pola pikir anak bersangkutan agar tidak lagi terlibat kasus. “Peranan keluarga serta sekolah memang sangat diperlukan dalam hal ini. Untuk itu, pihak sekolah wajib memantau tingkat kehadiran siswa di sekolah,”katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan, pihaknya bakal menggandeng PT. Bima Sakti, untuk membantu para orang tua siswa mengetahui langsung hadir atau tidaknya disekolah. Diakui, hal ini telah diterapkan SMAN 1 Bangli dan SMKN 1 Bangli. “Selama ini programnya itu telah berjalan baik. Sekolah lainnya saya harap bisa mengadopsinya,” tegasnya. ard/ari
Komentar