Mau Ngayah di Bali, WBT Siap Tarung di Pilgub
Minggu, 02 Oktober 2016
00:00 WITA
Denpasar
4182 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Satu lagi putra Bali yang menyatakan kesiapannya untuk bertarung di Pilgub Bali 2018 mendatang. Dia adalah Mayjend Wisnu Bawa Tenaya (WBT). Ia mengaku, di masa-masa senjanya ingin mengabdikan diri di Bali.
Ia bahkan memiliki cita-cita besar untuk memajukan Pulau Dewata. Di antaranya dengan menggenjot potensi pertanian dan pariwisata Bali. Ia yakin, dengan begitu maka ke depan rakyat Bali menjadi semakin sejahtera.
"Saya mau ngayah di Bali. Jika hal itu direstui Ida Betara, saya akan sepenuh hati memajukan Bali," tuturnya, saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi yang digelar Forum Diskusi Peduli Bali, di Denpasar, Sabtu (1/10) sore.
Selain bicara tentang potensi Bali sekaligus keinginannya untuk ngayah di Bali, WBT juga terang-terangan bicara soal kesiapannya menghadapi Pilgub Bali 2018. Ia mengaku siap bertarung pada Pilgub mendatang, tanpa mencederai lawan-lawan poltiknya.
"Membangun Bali tidak bisa sendiri. Masyarakat Bali, tokoh dan elite politik di Bali, harus bersatu dan bersinergi satu dengan yang lainnya dalam membangun Bali ke depan," ujar mantan Panglima Kodam IX Udayana itu.
Selain siap bertarung, mantan Danjen Kopasus itu juga menegaskan bahwa pada Pilgub Bali nanti, dirinya tidak ingin pilih-pilih lawan. Ia berpandangan, makin banyak yang betarung dalam Pilgub Bali maka makin baik. Sebab dengan begitu, rakyat Bali akan punya banyak pilihan.
"Yang penting adalah bagaimana mendorong rakyat jadi cedas dalam menentukan pilihan. Kalau rakyatnya cerdas, pasti akan memilih pemimpin yang cerdas,” tegas WBT.
Menjawab pertanyaan peserta diskusi soal kendaraan politik pada Pilgub Bali 2018, WBT hanya menjawab secara diplomatis. Pria kelahiran Mengwi, ini mengaku dekat dengan sejumlah petinggi partai politik, khususnya yang berlatar belakang militer. Di antaranya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Bahkan bagi WBT, sebelum bicara soal 'kendaraan', yang paling penting adalah menyiapkan 'terminal'. "Prinsipnya, kita buat terminal kendaraan terlebih dahulu. Jika sudah ada terminal, apalagi terminal itu luas dan bersih, maka pasti banyak kendaraan yang bakal parkir di sana," tegas WBT, diplomatis. san/ari
Komentar