PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bakti Kepada Leluhur, Warga Bongan Lemparkan Uang

Sabtu, 17 September 2016

00:00 WITA

Tabanan

5277 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Tabanan, www.suaradewata.com– Ada tradisi unik yang digelar warga Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan bertepatan dengan hari raya Kuningan, Sabtu, 17 September 2016. Mereka melemparkan uang keudara kemudian diperebutkan oleh warga lain. Uang yang dilemparkan dan diperebutkan mencapai jutaan rupiah sesuai dengan kemampuan warga masing-masing. Tradisi yang rutin digelar setiap enam bulan sekali bertepatan dengan hari Raya Kuningan ini dikenal dengan tradisimesuryak.

Wakil Bendesa Adat Bongan Puseh I Made Arya Sutamba mengungkapkan, makna tradisi masuryak tersebut merupakan subakti kepada leluhur. Yang telah memberikan rezeki, kesehatan dan kesejahteraan. "Leluhur kita mulai dari galungan sampai hari raya kuningan, kita anggap beliau ada di rumah kita masing masing, atau di merajan, kita baktikan ke leluhur, pada hari raya kuningan ini, istilahnya nguningan (mengembalikan)," ungkap Sutamba.

Tradisi mesuryakdiawali dengan mengadakan ritual di rumah masing masing."Pertama ritual di merajan masing masing, baru ritual di jalan dengan diberi bekal, seperti jajan, minuman, uang dan lain lain, kepada leluhur yang kembali ke sorga, setelah itu baru mesuryak, jumlah uang pada mesuryak itu tergantung kemampuan masyarakat," terangnya.

Sementara itu, Kelian Adat Bongan Gede I Ketut Nuraga menambahkan tradisi mesuryak merupakan tradisi sudah lama dan turun temurun dilakukan. “Selain itu sebagai rasa terima kasihnya kepada para leluhur, juga sebagai bentuk Pengorbanan untuk niskala, berapapun pendapatan kita, kita kembalikan kepada beliau," ungkap Nuraga.

Nuraga mengatakan bila ada warga tidak melakukan tradisi tersebut. Tidak ada sanksi apa pun. Semuanya kembali kepada kepercayaan masing masing. "Pantangannya tidak ada, karena memang selalu dilakukan, sehingga tidak ada pantangan apa apa," ucapnya.

Nuraga menjelaskan, uang yang dipakai pertama adalah dari uang kepeng. Setelah itu, lama-kelamaan diganti dari uang biasa. Untuk rata rata yang dilempar uangnya rata rata ada 400 ribu dan ada yang lebih. "Itu tergantung tingkat kemampuan, paling besar sampai lima juta, bagi yang punya kemampuan tinggi," jelasnya.Ang/gin

 


Komentar

Berita Terbaru

\