PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Perbekel Bontihing Mengaku Dipaksa Teken Surat Permintaan Maaf

Kamis, 01 September 2016

00:00 WITA

Buleleng

7093 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Pemeriksaan yang dilakukan pihak Panwaslih Kabupaten Buleleng terhadap Perbekel Bontihing, Gede Ardika, atas laporan pelanggaran pemilu oleh Ketut Lencana telah tuntas dilakukan, Kamis (1/9/2016). Ironisnya, muncul pengakuan mengejutkan terkait dugaan konspirasi dan ancaman agar mengakui kesalahan dihadapan masyarakatnya. Seperti apa?

Pasca menjalani proses klarifikasi yang dilakukan pihak Panwaslih Buleleng, Ardika mengaku membantah tudingan dirinya melakukan pengumpulan KTP atau KK masyarakat di Desa Bontihing. Menurutnya, tudingan tersebut lebih tepat diarahkan kepada pelapor yakni Ketut Lencana yang dinilai membohongi warga.

Kata Ardika, KTP dan KK tersebut dilakukan oleh Lencana dan Gede Wirasa. Dimana, lanjutnya, kepada masyarakat dikatakan peruntukannya sebagai syarat mendapatkan dana bantuan sosial.

Bukan hanya itu, terungkap pengakuan Ardika dibalik aksi yang dilakukan oleh Lencana dan Wirasa. Yang menurut keterangan Ardika, kedua orang tersebut tak lain adalah rival politik yang dikalahkannya dalam pemilihan kepala desa Bontihing tiga tahun lalu.

Ironisnya, laporan Lencana tampaknya jelang jadi bumerang yang berbalik arah. Pasalnya, muncul tekanan dengan dikumpulkannya masyarakat untuk menghakimi Ardika di kantor Kepala Desa Bontihing, Rabu (31/8/2016).

“Saya dipaksa harus mengakui kesalahan (melakukan pengumpulan KTP untuk dukungan SURYA). Padahal saya tidak pernah mengumpulkan KTP dukungan seperti yang dituduhkan,” kata Ardika usai menjalani pemeriksaan Panwaslih Buleleng.

Menurut keterangan Ardika, hal tersebut menyebabkan kemarahan pendukungnya dalam pemilihan kepala desa sebelumnya. Akan tetapi, dengan dalil untuk meredam situasi yang mulai memanas di Desa Bontihing maka Ardika diminta menandatangani surat pengakuan dan permintaan maaf tersebut.

Ironisnya, Camat Kubutambahan yakni Komang Sumertajaya, pun turut menghadiri “peradilan” terhadap Ardika di kantor Perbekel Bontihing itu. Bahkan, fakta keberadaan terkait sebuah konsep surat pengakuan dan permintaan maaf pun telah disiapkan untuk menjebak Perbekel Ardika.

Sumertajaya yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan, kedatangannya pun disertai dengan anggota Musyarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kubutambahan.

“Langsung minta maaf kemarin (31/8/2016) Perbekel tuh (Ardika). Sudah secara terbuka. Saya sendiri ada waktu itu dan ada, Danramil, Kapolsek (Kubutambahan) juga. Saya yang ajak mereka (Kapolsek dan Danramil). Sudah klir itu (masalahnya),” kata Sumertajaya dengan intonasi bahasa naik turun.

Dikonfirmasi terkait dengan asas praduga tak bersalah sebelum proses peradilan resmi dilakukan dan juga kaitan dengan surat pengakuan tertulis yang ditanda tangani Ardika dan diakui dalam tekanan itu, Sumertajaya seolah enggan menjelaskannya.

Bahkan, ia meminta agar suaradewata.com tidak lagi memberitakan terkait dengan konflik aksi dukung mendukung dalam tahapan menjelang Pilkada Buleleng yang saat ini masih proses verifikasi faktual.

“Prosesnya panjang (untuk menetukan bersalah atau tidaknya seseorang). Saya kan hanya menegur dari sisi pemerintahan supaya selalu menjaga kondusifitas desanya. Dia (perbekel) sudah janji tidak akan mengulangi lagi (perbuatanya). Semuanya harus menahan diri,” kata Camat.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kubutambahan AKP I Komang Surya Marantika, membenarkan kejadian tersebut. “Saya dan Danramil (Kubutambahan) cuma ikut mendampingi pak Camat saja. Cuma memonitor pelaksanaan itu saja. Untuk substansi kami tidak ikut campur apalagi ini masalah pemilu,” ungkap Marantika.

Maryantika pun mengakui bahwa yang menjadi pembicara selain Camat Kubutambahan juga ada pihak Panwaslih. Maryantika mengaku ke kantor Kepala Desa Bontihing karena mendengar informasi dan dirinya kebetulan mengarah ke kawasan tersebut.

Ironisnya, Marantika pun mengaku tidak mengetahui cikal bakal dan yang memfasilitasi kegiatan tersebut. Keterangan berbeda pun kembali muncul dari awal keberadaan dirinya di tempat tersebut. Dimana, awalnya mengakui mendapat informasi dan kebetulan melewati lalu setelah itu lanjut mengatakan sedang melakukan patroli keamanan wilayah.

“Saya juga kegiatan ke sana hanya patroli, melihat suatu kegiatan, saya monitor dari jarak jauh. Dan pesan saya, ini kegiatan verifikasi maka harus menjaga keamanan kondisifitas wilayah,” pungkasnya. adi/hai

 


Komentar

Berita Terbaru

\