Bupati Singgung “Konflik†Internal Forki Buleleng, Latber Harapan Momentum Persatuan
Senin, 22 Agustus 2016
00:00 WITA
Buleleng
5637 Pengunjung
suaradewata
Buleleng, suaradewata.com – Perpecahan di tubuh Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) di Kabupaten Buleleng mendapat evaluasi pasca gagal meraih juara umum dalam kejuaraan rutin Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun 2015 lalu. Hal tersebut disampaikan secara tidak langsung dalam sambutan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, yang membuka acara latihan bersama di pantai Kerobokan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng, Minggu (21/8/2016).
“Saya merasa berbangga betul menjadi Kepala Daerah hari ini, tiga organisasi ini (Lembaga Karate-do Indonesia, Institut Karate-do Indonesia, Kushi Ryu M Karate-do Indonesia) bisa berkumpul. Kita harus akui bersama, akibat kekurang kompakan ini (Perpecahan di Forki) pada saat Porpvov kita jauh tertinggal pada cabang karate,” ujar Suradnyana dalam sambutan langsungnya dihadapan ratusan karateka Buleleng.
Menurut Suradnyana, tim karateka Buleleng yang ada di bawah Forki seharusnya mendapat medali yang cukup tapi pada Porprov yang lalu malah menurun prestasinya. Suradnyana pun mengharap dengan momentum latihan bersama tersebut bisa memajukan olah raga karate di Buleleng.
Dikatakan, pihaknya akan mendengarkan aspirasi dari Ketua Forki Buleleng terkait kebijakan apa saja yang akan dilakukan untuk memajukan olahraga Karate di Buleleng.
“Tentu ini harus duduk bersama antara Lemkari, KKI, dan Inkai. Sehingga makin banyak latihan bersama makin timbul rasa jengah (Semangat), rasa emosi untuk membela daerah yang kita cintai yaitu Kabupaten Buleleng,” kata Suradnyana.
Selain dapat menjadi bekal buat mengarungi kehidupan, Bupati Suradnyana yang akrab disapa PAS ini hal yang luar biasa dalam diri seorang karateka. Suradnyana yang meresapi ikrarnya pun mengaku melihat gambaran karakter ketulusan, kesetiaan, dan kejujuran yang luar biasa.
Ketua Forki Buleleng, dr Ketut Putra Sedana atau yang akrab disapa Caput, mengatakan, dalam kondisi saat ini yang dikenal dengan kebersamaan dan rasa persatuan tentu merupakan suatu hal yang langka.
“Saat dalam moment 17 Agustus (HUT RI Ke-71) inilah kita pakai bahwa dalam momen berbeda itu, didalam aliran yang berbeda (Lemkari, Inkai, KKI) kita bisa persatukan dan disamping kita satukan, disinilah kita berikrar untuk setia terhadap NKRI,” kata Sedana usai pembukaan latihan bersama tersebut.
Menurut Sedana, ikrar yang diucapkan dalam acara latihan bersama dianggap sakral karena disaksikan oleh langit, bumi, dan laut. Sehingga, lanjutnya, dengan momen persatuan tersebut diharapkan kebersamaan akan bisa terjalin.
Perpecahan pun diakui Sedana terkait dengan perbedaan yang dihadapi dalam sisi kompetisi. Sehingga, perbedaan dalam kompetisi tersebut dikatakan melahirkan rasa ego dan rasa fanatisme perguruan yang sangat tinggi.
“Ini (Rasa ego dan fanatisme) yang kita lebur dalam momen kebersamaan ini, latihan bersama Forki. Mudah-mudahan dari kebersamaan ini tentunya akan muncul niat yang bersama-sama untuk menyatukan persepsi mengingkatkan prestasi khususnya karate di Kabupaten Buleleng,” kata Sedana menegaskan.
Disinggung dengan upaya pembinaan terhadap masing-masing aliran karate yang ada dibawah naungan Forki Buleleng yakni Lemkari, Inkai, dan KKI, Sedana mengatakan akan rutin mengagendakan latihan bersama.
“Kita sudah rancang untuk jadwal latihan prestasi namanya. Yang kita (Forki) tidak membedakan dari sisi aliran. Di masing-masing aliran punya latihannya sendiri-sendiri dan di Forki punya juga latihan prestasi yang kita khususnya untuk mereka yang kita lihat berprestasi. Kita perdalam dan tajamkan lagi dari sisi prestasi mereka supaya lebih berprestasi lagi,” pungkasnya.
Dalam kegiatan latihan bersama tersebut pun muncul sejumlah keunikan yang tak luput dari pantauansuaradewata.com. Selain tidak munculnya sejumlah tokoh besar Lemkari Buleleng serta Ketua Umum Lemkari Buleleng di tenda “kehormatan”, tak satu pun bendera aliran karate dibawah Forki yang berkibar dalam acara tersebut.
Bahkan, salah satu pini sepuh Lemkari Buleleng yakni Sensei IB Lilik Sudirga, pun terlihat berada di luar barisan Majelis Sabuk Hitam dan juga barisan undangan. Ia yang hadir lengkap dengan pakaian kebesaran karate Lemkari pun menutupinya didalam sebuah jaket kontingen.
Ironisnya, sebuah baliho besar yang menjadi latar belakang kegiatan pun terpampang gambar Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf. Budi Prasetyo dan Ketua Forki Buleleng yakni Putra Sedana yang juga Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) sayap Partai PDIP menggunakan seragam kebesaran berlambang salah satu aliran yang selama ini “berkonflik” dengan kepengurusan Lemkari Buleleng yakni Inkai.
Bukan hanya itu, beberapa peserta khususnya dari Lemkari Buleleng pun tampak datang ke lokasi dengan menggunakan alat transportasi yang ternyata dilakukan swadaya. Beberapa kondisi berbeda terlihat di beberapa aliran lain yang di fasilitasi dengan kendaraan hijau tua khas kendaraan milik TNI.
Beberapa tim yang berasal dari aliran Lemkari pun tampak bersusah payah sebab berdasarkan pantauan di tempat kegiatan, terlihat beberapa unit kendaraan yang dibawa mengangkut karateka Lemkari mengalami pecah ban. Beberapanya bahkan rela berdesakan kembali ke tempat asal latihan masing-masing dengan menggunakan truk serta sebuah Ford Ranger milik Kodim 1609/ Buleleng.
“Kami swadaya dan hanya dibantu oleh pengurus Lemkari Buleleng. Sebab memang dari dulu kondisinya memang seperti ini. Hanya untuk menghargai kegiatan Forki Buleleng, walaupun sejak lama di ranting (Lemkari) seingat kami selalu mandiri dalam kegiatan Forki,” pungkas sumber terpercaya suaradewata.com.
Kondisi tersebut menguatkan perpecahan yang kental terjadi ditubuh Forki antara Lemkari dan Inkai Buleleng. Bahkan indikasi yang terlihat jelas itu pun turut diungkap mantan Ketua Forki Buleleng yang kini duduk sebagai Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Buleleng, Gusti Ketut Artana, sempat terekam suaradewata.com saat mengungkap kondisi di tubuh internal Forki Buleleng.
“Memang harus duduk bersama untuk mengurai ketegangan yang sudah lama terjadi. Tentu dengan kepala dingin dan tidak ada kepentingan lain diluar mengangkat prestasi bagi daerah (Buleleng),” ungkap Artana dari balik telepon selulernya. adi/hai
Komentar