PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Full Day School Tidak Cocok Diterapkan di Karangasem

Selasa, 09 Agustus 2016

00:00 WITA

Karangasem

3930 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Karangasem, suaradewata.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mewacanakan untuk menerapkan kebijakan belajar seharian atau Full Day School terhadap siswa, dan kebijakan ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak, ada yang mendukung dan ada pula yang pesimis kebijakan itu bisa diterapkan di daerah. Di Karangasem sendiri, wacana kebijakan belajar seharian itu ditanggapi serius oleh Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri.

Kepada wartawan, Selasa (9/8/2016), Mas Sumatri mengaku pihaknya akan mencermati dan mengkaji dulu kebijakan yang diwacanakan oleh Kementrian Pendidikan itu. Menurutnya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan diantaranya kondisi geografis, ekonomi serta kondisi sosial masyarakat Karangasem lainnya.

Jika dilihat, tofografi Karangasem dikelilingi oleh areal pegunungan di mana sebagian besar masyarakatnya tinggal dipegunungan. Inilah menurutnya yang harus dipertimbangkan, Mas Sumatri mencontohkan siswa yang tinggal di daerah pedalaman seperti di lereng Gunung Agung. Untuk bisa sampai ke sekolah mereka yang jarahkanya sampai tujuh hingga delapan kilometer dari rumah mereka, para siswa tersebut harus berjalan kaki hingga memakan waktu dua jam naik turun bukit.

“Inilah yang harus dipertimbangkan, bagaimana dengan siswa yang tinggal di daerah terpencil yang rumah mereka jauh dari sekolah di mana mereka harus berjalan kaki yang memakan waktu cukup lama?” telaahnya.

Dari sisi perekonomian masyarakat Karangasem dan kondisi sosial, sebagian besar masyarakat Karangasem ekonominya masih di bawah dan mereka bekerja sebagai petani. Artinya para siswa selain harus bersekolah juga harus membantu kedua orang tua mereka di sawah atau di ladang. Ada kekhawatiran jika kebijakan ini nantinya diterapkan justru malah orang tua siswa menjadi enggan menyekolahkan anak mereka.

“Kita akan cermati lagi, karena kebijakan tersebut perlu kajian lebih mendalam karena harus dilihat dan disesuaikan dulu dengan struktur sosial masyarakat Karangasem,” ujarnya.

Kalau kebijakan ini diterapkan di wilayah perkotaan, menurutnya itu mungkin saja bisa dan cocok, tapi kalau untuk di daerah terpencil menurutnya masih kurang cocok.

Untuk itu pihaknya akan meminta kepada Kementrian Pendidikan agar membuat sekolah percontohan, sebab darisana akan diketahui apakah sistim Full Day School ini cocok diterapkan atau tidak. nov/hai

 


Komentar

Berita Terbaru

\