Polsek Sukasada Terus Lidik Pelaku Pembuang Bayi
Selasa, 02 Agustus 2016
00:00 WITA
Buleleng
3892 Pengunjung
Buleleng, suaradewata.com – Pihak kepolisian Sektor Sukasada masih terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang tega membuang bayi di Tukad Mengening, Dusun Mandul, Desa Panji, (1/8/2016). Sampai saat ini, sudah dua orang saksi yang diperiksa dalam peristiwa tersebut.
"Selain mengumpulkan sejumlah keterangan dari masyarakat di Desa Panji, kami pun telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang saksi. Anggota kami masih terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang membuang bayi di sungai,” ujar Kompol Gede Arya Wibawa SH MH selaku Kapolsek Sukasada, Selasa (2/8).
Menurutnya, hasil penyelidikan saat ini diakui belum berhasil mengungkap ciri dari pelaku. Pasalnya, sejumlah petunjuk yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar tempat kejadian belum ada yang mengarah kepada si pembuang bayi berjenis kelamin perempuan tersebut.
Dikonfirmasi terkait upaya melakukan tes DNA (Deoxyribonucleic Acid), Kompol Arya mengaku baru akan melakukan tes tersebut ketika orang yang diduga sebagai pelaku sudah diamankan.
“Jika nanti orang yang diduga kuat sebagai pelaku sudah ada lalu kami lakukan pemeriksaan dan tetap tidak mengakui perbuatannya, maka tes DNA akan kami lakukan. Tapi itu pun sepanjang pelaku tidak mempersulit dan berkelit dari perbuatannya,” papar Kompol Arya.
Bahkan, lanjutnya, pihaknya pun tidak segan untuk menggali lagi kuburan bayi yang diberi nama Luh Putu Agustina Kerta Prabandari tersebut. Hal itu terkait tes DNA yang ke depan dilakukan andai memang diperlukan dalam pengungkapan pelaku.
Terkait dengan sejumlah isu pelaku merupakan pekerja dunia malam di sejumlah tempat minum dan karaoke yang ada di kawasan Desa Panji maupun sekitarnya, Kompol Arya mengaku belum berani memastikan hal tersebut.
"Kami masih upayakan penyelidikan dengna menyisir serta mengumpulkan informasi walau sekecil apapun informasi tersebut. Selain dibantu oleh masyarakat, peran Bhabinkamtibmas pun turut kami libatkan untuk mempercepat proses pengungkapan,” pungkas perwira melati satu ini.
Sebelumnya masyarakat di sekitar Pura Republik Bhuana Kerta sekaligus monument bersejarah di Desa Panji dikejutkan dengan temuan jenazah bayi berjenis kelamin perempuan oleh Kopang Sita. Bayi dengan berat 2,5 Kilogram dan panjang 38 Centimeter tersebut mengambang dengan kondisi sebagian tubuh masih terbungkus selaput.
Bayi malang tersebut pun diperkirakan belum lebih dari sehari dibuang ke sungai oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, saat tubuhnya ditemukan sekitar pukul 05.30 Wita oleh Kopang Sita, tubuh bayi malang itu masih dalam kondisi segar dan terdapat bercak darah bekas melahirkan.
Sejumlah sumber pun menyebut tidak ada aktifitas masyarakat yang lewat kisaran pukul 03.00 Wita hingga pukul 04.00 Wita. Sebagaimana diungkap Kelian Banjar Dinas Dangin Pura, Nyoman Sudarma, yang kala itu sedang mengairi sawahnya tak jauh dari pinggir jalan dan lokasi ditemukan bayi tersebut.
Bukan hanya itu, sejumlah dugaan masyarakat pun bayi tersebut dibuang tidak jauh dari tempatnya ditemukan. Sebab, tidak ada luka ditubuh bayi ketika hanyut di sungai yang dalamnya tak lebih dari lutut kaki orang dewasa. Selain itu, sungai tempat hanyut pun dipenuhi bebatuan serta paras tajam sehingga bisa menyebabkan luka lecet ketika terseret dalam jarak yang jauh.
Bahkan, tidak jauh dari tempat ditemukanya bayi pun masih ada sekelompok orang yang bermain billiard di pinggir jalan hingga mendekati subuh. Hal tersebut diungkap oleh Sudarma ketika dikonfirmasi suaradewata.comtak lama usai tubuh bayi malang tersebut ditemukan sudah tak bernyawa dan mengambang.
Sekedar mengingatkan, dari keterangan Kopang Sita, dirinya menemukan tubuh bayi mengambang ketika sedang mencari jatuhan buah asam. Sungai yang disumbat sebagian menggunakan sisa sampah dah pelepah pisang pun membuat tubuh bayi tersangkut di tempat berkumpulnya jatuhan buah asam.
Selain pihak kepolisian, masyarakat di Desa Panji pun masih gencar membantu menemukan pelaku dengan menyisir sejumlah tempat yang dicurigai.adi/aga
Komentar