Hadapi Pilgub Bali, KBM Dikabarkan Rancang Duet Sukerta
Senin, 01 Agustus 2016
00:00 WITA
Denpasar
5595 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Pilgub Bali memang baru digelar tahun 2018 mendatang. Namun jauh-jauh hari, rivalitas PDIP versus Koalisi Bali Mandara (KBM) sebagaimana dipertontonkan pada Pilgub Bali 2013 lalu, sudah mulai ditabuh.
Dari dinamika sementara ini, tarung head to head antara dua kekuatan politik ini sepertinya akan terulang pada Pilgub 2018 mendatang. Apalagi, baik PDIP maupun KBM, sama-sama sudah memunculkan figur bakal calon gubernur masing-masing.
PDIP misalnya, sudah mulai unjuk kekuatan dengan memperkenalkan Wayan Koster sebagai bakal calon gubernur. Namun belum ada gambaran tentang figur yang menjadi tandem Ketua DPD PDIP Provinsi Bali itu. Potret serupa juga terekam di KBM. Koalisi yang diperkuat Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan sejumlah partai lainnya itu, mulai tancap gas menyosialisasikan Ketut Sudikerta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali sebagai bakal calon gubernur.
Tentang siapa bakal calon wakil gubernur yang akan mendampingi Sudikerta, sejauh ini memang masih samar-samar. Hanya saja dari kabar yang beredar, kemungkinan besar KBM akan menyodorkan nama Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta, sebagai 'kernet' Sudikerta.
Duet Sudikerta - Mudarta (Sukerta) ini, kabarnya lebih ideal dibandingkan beberapa nama lainnya di internal KBM. Apalagi dalam hal penentuan nama pendamping Sudikerta, KBM kemungkinan akan mendengarkan 'fatwa' Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga Dewan Pembina DPP Partai Demokrat. Selain itu, duet Sukerta juga merepresentasikan wilayah selatan dan barat Bali.
Hanya saja, kabar mengenai skenario duet Sukerta ini, langsung ditepis Mudarta, saat dikonfirmasi melalui jaringan sosial, Senin (1/8). Menurut dia, sejauh ini baik Partai Demokrat maupun KBM, belum membahas secara khusus mengenai Pilgub Bali 2018.
"Partai Demokrat baru akan membahas Pilgub Bali setelah Pilkada Buleleng selesai. Untuk sementara ini masih fokus di Pilkada Buleleng," tutur politisi asal Jembrana itu, yang saat dihubungi sedang berada di Australia.
Terkait skema duet Sudikerta dengan dirinya, Mudarta juga menepisnya. "Ah tidak. Belanda (Pilgub Bali, red) masih jauh," kilahnya.
Saat ini, lanjut Mudarta, Partai Demokrat memilih fokus mengawal Program Bali Mandara Jilid II yang dijalan Gubernur Made Mangku Pastika yang juga Ketua Dewan Pembina DPD Partai Demokrat Provinsi Bali. "Kita akan kawal itu sampai tahun 2018," ucapnya.
Ia meyakini, apabila rakyat bahagia dengan Program Bali Mandara, maka siapapun pasangan calon yang akan diusung Partai Demokrat nantinya tentu akan didukung rakyat. "Jika rakyat Bali happy dengan Program Bali Mandara, sudah pasti rakyat Bali akan memilih paslon yang diusung oleh Partai Demokrat," tandas Mudarta.
Lantas, apa itu signal bahwa Partai Demokrat akan meninggalkan KBM? "Ah tidak. Kami berharap KBM jalan terus, dan Program Bali Mandara dilanjutkan," pungkasnya.san/aga
Komentar