PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Ribuan Siswa Ikuti Seminar Narkoba

Rabu, 20 Juli 2016

00:00 WITA

Jembrana

3673 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Jembrana, suaradewata.com - Tiga musuh besar (narkoba, radikalisme dan korupsi) belum mampu diselesaikan dengan tuntas. Presiden Jokowi pernah menyebut Narkoba menjadi rangking pertama musuh besar bangsa Indonesia. Akibat narkoba Indonesia tertinggal jauh dari Negara-negara maju bahkan tertinggal dari Negara-negara di Asia. Jerman sudah mampu membuat pesawat jet supersonic yang mengelilingi dunia hanya dalam waktu dua jam. Sementara Indonesia masih ada yang belum makan. Jadi narkoba merupakan musuh utama bangsa yang harus segera diselesaikan. Hal tersebut diungkapkan Ketua BNK (Badan Narkotika Kabupaten) Jembrana I Made Kembang Hartawan, dalam Seminar Narkoba yang diikuti oleh 1.095 siswa SMK Negeri 1 Negara di halaman sekolah setempat. Rabu (20/7)

Kembang Hartawan mengatakan, narkoba bisa masuk ke Indonesia, ke Bali bahkan ke Jembrana. Itu karena bisnis narkoba sangat menggiurkan dan bisa cepat kaya. Selain itu jumlah penduduk dan letak geografis juga menjadi alasan bisnis narkoba terus berkembang. Tetapi menurut Kembang, yang harus diwaspadai secara politik, peredaran narkoba adalah upaya untuk melemahkan bangsa. “ Ada sebuah skenario yang ingin menghancurkan negara kita, membuat bangsa kita menjadi bangsa yang tidak punya karakter, tidak lagi mencintai negara kita, membuat generasi kita bodoh dan tidak berdaya, ini yang harus kita sadari bersama,” katanya

Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan perilaku sebagai akibat terganggunya fungsi sinyal penghantar saraf pada otak. Akibatnya sebut Kembang, dalam kondisi tersebut, generasi kita tidak mampu berproduksi dan bersaing dengan negara lain dan negara ini akan menjadi negara yang konsumtif terhadap produk luar. Kedepan hal ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus mampu berproduksi sendiri dan bangga dengan produk dalam negeri. “ Kita harus mampu menjadi negara produsen dan bersaing dengan bangsa lain, tidak saja pada level nasional, tapi internasional bahkan luar angkasa sekalipun,“ tegas Kembang.

Selain soal narkoba, Kembang yang didampingi Kepala SMK Negeri 1 Negara dan dua Anggota DPRD Jembrana dari Fraksi PDIP, juga mengungkap dua musuh besar lainnya yaitu radikalisme dan korupsi. Radikalisme diindikasikan oleh masuknya paham-paham yang merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan memecah belah bangsa. Radikalisme bisa tidak hanya terjadi di satu paham agama, tetapi juga bisa terjadi di agama manapun. “ Ini juga menjadi perhatian bersama yang harus diwaspadai di lingkungan sekitar kita “ kata Kembang.

Dalam hal korupsi, pada era sentralisasi dengan adanya UU No. 5 Tahun 1979, banyak korupsi terjadi di pusat, namun dikemas sangat rapi sehingga sedkit yang terungkap. Ketika masuk era desentralisasi ke provinsi, kabupaten/kota, maka banyak Gubernur, Bupati, Walikota yang tertangkap, karena korupsi. Sekarang dengan adanya UU No. 6 tentang Desa, banyak dana pusat, provinsi dan kabupaten/kota mengalir ke desa. Termasuk juga dana BOS ke sekolah-sekolah. Hal ini menurut Kembang juga sangat rawan terjadi penyimpangan. “Maka dari itu, saya minta harus berhati-hati, cermat dalam merencanakan dan menggunakan anggaran tersebut “ tegasnya.dep/aga


Komentar

Berita Terbaru

\