Korban Merantau Ke Denpasar Sejak Anaknya Berusia 12 Hari
Rabu, 20 Juli 2016
00:00 WITA
Bangli
13699 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Kabar meninggalnya Ni Luh Tety Ramuna (24), kelahiran Batur Tengah, 16 Agustus 1992 yang beralamat di Banjar Tiga Kangin, desa Tiga, Susut, Bangli tak pelak membuat keluarga besarnya terkejut dan histeris . Pasalnya, korban justru ditemukan telah tewas diduga dibunuh di sebuah penginapan atau wisma di jalan Pidada, Ubung, Denpasar, Rabu sekitar pukul 07.00 wita.
Atas kabar tersebut, awak media yang mendatangi alamat rumah korban di Susut, Rabu (20/07/2016) membenarkan informasi tersebut. “Semua keluarga masih ke Denpasar untuk memastikan kabar itu,” ungkap salah seoarang kerabat korban. Lebih lanjut dari penuturan mertua korban, Ni Nyoman Simpen yang berhasil ditemui dirumah duka, diketahui korban telah bersuami dan mempunyai anak satu. Suami korban, bernama Wayan Januariawan dan anaknya bernama Putu Afika Dewi yang kini baru menginjak usia empat tahun. “Saya tadi ditelpon sama salah seorang anak saya, yang menyatakan menantu saya telah meninggal. Saya langsung kaget dan nangis. Sekarang keluarga yang lain masih memastikan ke RSUP Sanglah,” jelasnya dengan air mata berlinang.
Disampaikan, dirinya mendapat kabar tersebut sekitar pukul 10.00 wita. Hanya saja, dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab menantunya meninggal. Diceritakan, anaknya bersama menantunya Tety Ramuna telah merantau ke Denpasar lebih dari tiga tahun silam saat cucunya baru berusia 12 hari. “Karena kondisi ekonomi tidak ada apa-apa dirumah, anak bersama menantu saya merantau ke Denpasar untuk bekerja. Saat itu, anaknya (cucu-red) baru berusia dua belas hari dan saya yang mengasuh sampai kini,” ungkapnya.
Diketahui, saat anaknya masih kecil korban bersama suaminya memang sering pulang. “Saat anaknya masih bayi, sering menantu saya bersama anak saya pulang menjenguk. Tapi belakangan pulangnya hanya setiap ada rahinan saja,” sebutnya.
Kepada keluarganya, korban awalnya mengaku di Denpasar, bekerja berjualan disebuah tempat fitnes. “Namun sejak enam bulan terakhir, mengaku bekerja disebuah vila,” ungkapnya. Sementara Januariawan bekerja sebagai seoarang satpam disebuah perusahan di Denpasar. “Kalau pulang ke rumah, anak dan menantu saya sangat perhatian kepada keluarga,” kenangnya.
Karena itu, atas musibah yang menimpa korban, pihak keluarga besarnya benar-benar dibuat berduka. “Kasian anaknya masih sangat kecil,” ungkap salah seorang anggota keluarganya yang lain. Karena itu jika benar korban meninggal karena dibunuh, pihak keluarga berharap pelakunya agar dihukum seberat-beratnya. ard/gus
Komentar