PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Wiryatama Minta Bali Jangan Lengah dengan Vaksin Palsu

Selasa, 19 Juli 2016

00:00 WITA

Denpasar

3967 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasarsuaradewata.com - Bali jangan sampai lengah di tengah merebaknya kasus vaksin palsu di sejumlah daerah di Indonesia. Sebab selain akan memberikan dampak buruk bagi pariwisata, kasus vaksin palsu ini akan menjadi ancaman serius bagi generasi masa depan Bali.

Demikian ditegaskan Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, sesaat setelah menutup rapat paripura di Gedung DPRD Provinsi Bali, Selasa (19/7). Ia bahkan menilai, jika Bali sampai kecolongan dalam kasus vaksin palsu ini, maka akan menjadi bencana kemanusiaan yang bisa merusak generasi Bali ke depan.

"Soal vaksin palsu, isinya itu ternyata infus dan air biasa. Yang asli itu yang diproses sedemikian rupa untuk antibody. Ini bencana besar bagi kemanusiaan, bagi generasi kita, jika ini terjadi," ujar Adi Wiryatama.

Karena itu, politisi PDIP asal Tabanan ini memerintahkan Komisi IV DPRD Provinsi Bali agar melakukan sidah ke rumah sakit hingga distributor di Bali bersama Balai POM dan Dinas Kesehatan. "Harus sidak. Jangan sampai lengah. Kalau banyak vaksin palsu, generasi ke depan akan menjadi korban," tegasnya.

Seperti diketahui, kasus vaksin palsu ini mulai merebak Juni 2016 lalu. Dalam catatan Polri, sedikitnya 197 bayi teridentifikasi mendapat suntikan vaksin palsu yang diduga dibuat dan diedarkan 20 orang.

Berdasarkan pemaparan dokter spesialis di bidang vaksinologi, dampak vaksin palsu bisa ditelaah dari dua segi, yakni keamanan produk dan proteksi. Dari segi keamanan produk, untuk membuat vaksin palsu para pelaku mencampur cairan infus dengan vaksin asli. Campuran tersebut, tidak berdampak fatal terhadap tubuh dalam jangka panjang.

Dampak paling mungkin adalah infeksi akibat proses pembuatan vaksin palsu di lingkungan yang tidak steril. Sebab saat pencampuran, bisa terjadi kontaminasi bakteri, virus, atau kuman. Sehingga bisa saja anak saat disuntikkan, mengalami infeksi lokal di bekas suntikan.

Apabila cairan pembuat vaksin palsu yang terkontaminasi, infeksi bisa meluas ke seluruh tubuh. Jenis infeksinya juga tergantung apa yang mengontaminasi. Akan tetapi, kalaupun terjadi infeksi, kondisi itu berlangsung segera setelah penyuntikan dilakukan. Dampak vaksin palsu selanjutnya bisa ditinjau dari segi proteksi. Seorang anak tidak memiliki proteksi atau perlindungan atas virus-virus tertentu akibat vaksin palsu yang disuntikkan padanya.san/aga


Komentar

Berita Terbaru

\