Ketahuan “Nyolong†Kelapa, Pencuri Ngamuk Dan Aniaya Warga
Selasa, 19 Juli 2016
00:00 WITA
Buleleng
6141 Pengunjung
suaradewata
Buleleng, suaradewata.com – Naas nasib Made Mudaning (67) warga Banjar Dinas Tegehe, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan. Setelah memergoki pencuri yang hendak mengambil buah kelapa di kebunnya, wanita paruh baya ini pun harus menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) milik RSUD Pemerintah Kabupaten Buleleng akibat sejumlah luka di tubuh, Selasa (19/7).
Menurut penuturan Mudaning, kejadian penganiayaan itu berawal ketika dirinya berada di rumah sekitar pukul 09.00 Wita. Wanita paruh baya ini mengaku mengendar suara buah kelapa jatuh berulangkali dari arah kebun miliknya yang terletak di bagian belakang rumah.
Penasaran dengan suara tersebut, Mudaning yang kala itu sendiri berada di rumah kemudian mencari sumber bunyi buah kelapa yang jatuh dari pohon. Ia pun mengaku terkejut disaat dirinya melihat MW yang tak lain adalah tetangga satu desa dan sedang mengambil kelapa dikebun Mudaning.
Sontak Mudaning langsung marah dan meminta MW turun lalu menanyakan alasan terkait perbuatan mencuri buah kelapa tersebut. Kepada Mudaning, lanjutnya, MW beralasan mencari buah kelapa untuk kebutuhan pembuatan sarana upakara.
Mudaning pun kemudian mengizinkan dengan syarat agar seluruh kelapa diturunkan dari pohon lalu hasilnya dibagi dua. Namun entah apa yang ada di dalam otak MW, ia yang tidak terima dengan tawaran Mudaning kemudian langsung menyerang Mudaning dengan menggunakan sebatang bambu.
Melihat aksi MW, wanita renta yang rambutnya penuh diisi uban tersebut pun kemudian mencoba menyelamatkan diri dengan berlari dan berlindung di balik pohon pisang yang ada di halaman depan rumah. Namun ternyata terus memukuli hingga Mudaning berlari ke dalam rumah.
Tak lama selang kejadian, Made Suwena (70) yang tak lain adalah suami Mudaning kemudian datang dan mendapati kondisi istrinya luka-luka di dalam rumah. Mendengar cerita sang istri, Suwena sontak langsung mencari anak-anaknya yang kebetulan tinggal berlainan namun masih di desa yang sama.
Mudaning pun akhirnya langsung dilarikan ke Puskesmas Kubutambahan untuk mendapatkan penanganan. Ia yang menderita luka pada bagian lengan tangan kanan serta patah pada dua tulang jari tangan kanan pun akhirnya dirujuk ke RSUD Buleleng.
“Waktu dipukuli pakai bambu, saya coba menangkis menggunakan tangan dan langsung lari memasuki rumah. Setelah masuk rumah baru dia (MW) berhenti mengejar lalu lari entah kemana,” papar Mudaning di RSUD Buleleng.
Kejadian tersebut akhirnya langsung dilaporkan oleh Ketut Mudita (46) ke Polsek Kubutambahan. Mudita yang tak lain adalah anak kandung pasangan Mudaning dan Suwena mengaku menyesalkan sikap MW menganiaya ibu kandungnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kubutambahan, AKP Komang Sura Maryantika, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengaku telah menurunkan anggotanya untuk membawa MW ke Polsek yang selanjutnya dimintai keterangan terkait kejadian pencurian disertai penganiayaan terhadap korban Mudaning.adi/aga
Komentar