Tunjangan Sertifikasi Ngadat
Selasa, 19 Juli 2016
00:00 WITA
Bangli
3734 Pengunjung
ilustrasi
Bangli, suaradewata.com – Ngadatnya tunjangan sertifikasi yang selama ini dikeluhkan para guru, terjadi akibat sampai saat ini masih dalam proses pengamprahan dan verifikasi. Hal ini diakui, Sekretaris Dinas (Sekdis) Disdikpora Bangli I Nyoman Sedana, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (19/7/2016).
Disampaikan, pencairan tunjangan sertifikasi guru untuk tingkat TK dan SD, kini tengah dalam proses amprah. Sementara untuk SMP dan SMA, masih dalam tahap verifikasi. “Untuk SMP dan SMA kini tengah memasuki verifikasi, sebagian sudah ada yang selesai,” katanya.
Dia menambahkan, verifikasi merupakan perintah pusat, untuk mendata ulang calon penerima. “Verifikasi dilakukan setiap tahun, untuk mengecek keabsahan penerima. Bisa saja mereka sebelumnya menerima, namun karena kekuarangan jam mengajar mereka tidak lagi menerimanya lagi,” ucapnya.
Mengenai mekanisme pencairan, kata mantan Kasek SMKN1 Susut ini, pencairan dilakukan per triwulan. Dimana, begitu proses verifikasi tuntas, maka tunjangan bakal langsung ditransfer melalui rekening guru penerima. “Kami akan mengupayakan guru yang telah diverifikasi dana segera dicairkan,’’ janjinya.
Sebelumnya, sejumlah guru di Kabupaten Bangli kembali mengeluhkan terkait ngadatnya tunjangan sertifikasi yang menjadi hak mereka. Sebab, selama dua triwulan mereka mengaku belum menerima tunjangan tersebut. Padahal belum lama ini mereka telah dimintai menandatangani amprah oleh pihak Disdikpora Bangli. Terlebih di daerah lain tunjangan sertifikasi telah diterima oleh guru yang berhak menerima.
“Kalau di Buleleng mungkin hawanya panas, maka dana tunjangan sertifikasi cepat cair. Namun di Bangli udaranya dingin, karena itu mungkin sulit dicairkan,” sentil salah seoarang guru di Bangli yang curiga tunjangan tersebut sengaja ditahan-tahan untuk kepentingan tertentu.
Menurut mereka, gebrakan Disdik dinilai hangat-hangat tahi ayam. Saat mencuat di media mengenai masalah lambatnya pencairan sertifikasi, mereka ramai-ramai turun. Namun begitu pemberitaan berlalu, malah tidak ada tindak lanjutnya.
“Saat disorot di media, mereka langsung meminta pihak kepala sekolah agar guru penerima tunjangan sertifikasi tanda tangani amprah, namun hingga kini tidak ada realisasinya. Kami sangat membutuhkan hak kami itu untuk menunjang keluarga, apalagi sekarang memasuki tahun ajaran baru,” jelas salah seorang guru yang namanya enggan untuk ditulis ini. ard
Komentar