Sebelum Berangkat, Korban Penembakan Oknum Polisi Hadiri Undangan Perbekel Lokapaksa
Selasa, 12 Juli 2016
00:00 WITA
Buleleng
6349 Pengunjung
suaradewata
Buleleng, suaradewata.com – Komang Jeneng (42), warga Banjar Sorga, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, yang tewas akibat ditembak oknum anggota Polsek Genteng, Banyuwangi, belakangan diketahui tidak memegang uang sebelum berangkat. Bahkan, ketika pergi pun ia sempat meminjam uang kepada putri pertamanya yakni Luh Eka Utami (19).
“Setelah mendapat SMS (Short Message Service) dari Putu Sidang dan mengaku akan berangkat pergi, Bapak sempat ngomong ke saya minjam uang. Akhirnya saya berikan Rp200 ribu untuk bapak yang saat itu tidak bilang mau pergi kemana,” kata Utami, Selasa (12/7).
Dari keterangan Utami pun diketahui bahwa sekitar pukul 19.30 Wita (1/7/2016), almarhum Jeneng sempat menghadiri undangan di rumah Perbekel Desa Lokapaksa, I Wayan Ariadi. Belakangan pun diketahui bahwa Ariadi yang sebelumnya diberitakan pergi ke Banyuwangi untuk menjemput Jeneng ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan Putu Sidang.
Putu Sidang adalah rekan Jeneng yang sebelumnya disampaikan mengajak Jeneng ke Banyuwangi dan mengaku meninggalkan korban dengan alasan lari dari mobil ketika memaksa minta diturunkan untuk kencing.
Selain itu, Ariadi adalah orang pertama yang membawa kabar kepada keluarga almarhum Komang Jeneng bahwa suami Suryani tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa akibat ditembak pada bagian perut sebelah kiri oleh oknum polisi di Polsek Genteng.
Selain itu, Putu Sidang pun diketahui turut hadir dalam acara yang dilaksanakan di rumah Perbekel Ariadi. Hal tersebut disampaikan Utami ketika menceritakan informasi dari salah seorang keluarganya yang ikut menyertai Komang Jeneng saat undangan tersebut.
“Pada saat ibu saya lapor ke Polsek Seririt hari Minggu (3/7/2016) dan yang kata Kelian Banjar yang diperintah oleh Perbekel (Ariadi), tidak ada sama sekali disampaikan bahwa Bapak saya sudah meninggal dunia saat itu,” tutur Utami kepada suaradewata.com.
Yang dalam keterangan Ariadi pada pemberitaan sebelumnya disampaikan, bahwa kejadian penembakan oleh anggota Polsek Genteng terjadi Minggu siang (3/7/2016). Seluruh informasi yang berkaitan dengan sebab musabab kematian Komang Jeneng dan diadopsi oleh keluarga almarhum di Desa Lokapaksa pun datang dari Ariadi.
Dikonfirmasi terkait dengan kebiasaan mabuk bapaknya, Utami mengaku selama ini tidak begitu mengetahui hal tersebut. Sebab, Utami mengaku baru berada di rumah beberapa hari saat libur lebaran karena selama ini bekerja di kawasan Desa Kerambitan, Tabanan.
Namun, lanjut Utami, ia mengaku jika Jeneng memang sempat terlihat minum minuman keras di sebuah lumbung padi yang sekaligus digunakan untuk tempat bersantai dan terletak di bagian halaman rumah. Tapi, lanjutnya, itu pun minum hanya sekedar saja jika dapat sisa potongan daging ayam aduan yang kalah di gelanggang judi tajen. “Kalau main tajen sih memang saya tahu Bapak paling suka. Bahkan hampir tiap hari dan dimana tempat tajen pun dia pasti mengetahui,” papar Utami.
Hingga berita ini diunggah, belum ada satu pun klarifikasi yang diberikan oleh Polsek Seririt maupun Polres Buleleng terkait dengan dugaan kematian Jeneng yang ditenggarai oleh keluarga syarat dengan keanehan.
Bahkan, pihak keluarga pun mengaku merasa khawatir untuk menanyakan kejelasan terkait dengan apa yang sebetulnya terjadi dengan kematian Komang Jeneng. Kekhawatiran tersebut terkait dengan kondisi mereka sebagia orang kampung yang tidak mengetahui seluk beluk di kepolisian serta merasa dari golongan masyarakat yang tidak mampu.
Tapi dibalik pengakuan kondisi perekonomian serta SDM yang dianggap tidak mampu mengakses informasi dari pihak kepolisian, keluarga Jeneng mengaku merasa lebih takut dengan rekan-rekan dari Komang Jeneng yang mengajaknya pergi ke Jawa dan salah satunya adalah Putu Sidang.
Dikonfirmasi terkait dengan alasan kekhawatiran tersebut, istri Komang Jeneng yakni Kadek Suryani tampak enggan mengatakan penyebab ketakutannya tersebut.
“Kami tidak bisa berbuat dan hanya menunggu pak. Syukur jika dijelaskan dan penyebab kematian suami saya itu dijelaskan oleh Polisi. Karena satu pun belum ada yang menyampaikan kepada kami mulai sejak mayat suami saya datang ke rumah,” pungkas Suryani.adi/aga
Komentar