PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Masyarakat Rayakan Idul Fitri Sederhana, Tabungan LPD Temukus “Ngadat”

Kamis, 07 Juli 2016

00:00 WITA

Buleleng

5463 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Belasan masyarakat di Banjar Dinas Baingin Banjah akhirnya terpaksa merakayan hari besar Idul Fitri 1437 Hirjriah secara sederhana. Bukan karena tidak memiliki biaya, melainkan akibat tabungan yang jumlah totalnya mencapai Rp50 juta tak bisa ditarik dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Seperti yang dialami keluarga Salihin (30), yang kesehariannya bekerja sebagai pengayam kerajinan berbahan daun kelapa. Keluarga tidak mampu yang tinggal di Banjar Dinas Baingin Banjah ini bahkan tak mampu memenuhi janjinya kepada sang adik yang menderita cacat keterbelakangan mental.

Menurut pengakuan ibu kandung Salihin yakni Sawiah, anaknya yang mengalami keterbelakangan mental ini menabungkan uang di LPD Temukus menggunakan uang hasil dari penjualan kerajinan anyaman daun kelapa.

“Keseharian kami nyucuk (Menganyam) daun kelapa. Hasilnya dijual lalu sebagian ditabungkan untuk persiapan hari raya (Idul Fitri). Kadang dijual langsung dan kadang ada pembeli yang datang mengambil ke rumah,” ujar Sawiah, Kamis (7/7).

Salihin terkadang mencari daun kelapa yang ada di sekitaran Banjar Baingin Banjah bahkan ketika kekurangan bahan mereka sekeluarga pun terpaksa membelinya dari kebun milik masyarakat di kawasan Desa Temukus dan sekitarnya.

Salah satu tokoh masyarakat di Banjar Baingin Banjah yakni Ketut Artika, mengatakan, sejumlah warga yang menjadi nasabah di LPD Desa Adat Temukus sempat mendatanginya untuk meminta solusi. Ia pun mengaku sempat menghubungi pihak adat di Desa Temukus terkait dengan sejumah warga di Desa Baingin Banjah yang tak bisa menarik tabungannya.

“Awalnya saat saya usai sembahyang di Pura lalu ada saudara muslim kita di Banjar Baingin Banjah meminta bantuan menjajagi LPD itu (LPD Temukus) karena dia (warga) nabung katanya. Karena mereka umat muslim akhirnya malu saya kepada LPD kita ini (LPD Temukus). Bahwa orang luar yang begitu percaya dengan LPD namun begitu narik kok ndak dapat uang,” ujar Artika yang sebelumnya menjabat di Badan Pertimbangan Desa (BPD) Adat Temukus.

Setelah di cek, lanjut Artika, jumlah tabungan dari warga yang menjadi nasabah di Banjar Baingin Banjah yang ingin melakukan penarikan uang untuk perayaan Idul Fitri berkisar mencapai Rp35 juta. Pensiunan pegawai Radio Republik Indonesia (RRI) Singaraja ini mengatakan saldo masing-masing nasabah yang ingin melakukan penarikan jumlahnya bervariatif. Mulai dari Rp1 juta hingga mencapai Rp10 juta.

Atas permintaan dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat yang mendatanginya, Artika mengaku langsung menghubungi pihak adat untuk segera mencarikan solusi agar bisa tabugan mereka dicairkan. Bahkan menurut informasi dari Artika, permasalahan yang hampir sama pun sempat terjadi saat hari perayaan hari raya Galungan dan Pagerwesi.

Yang mana, lanjut Artika, nasabah yang merupakan warga asli Bali di Desa Temukus nyaris bergejolak akibat tidak bisa melakukan penarikan uang tabungan di LPD Desa Adat Temukus. Kondisi tersebut kemudian akhirnya bisa tertanggani sementara oleh perangkat adat.

Sementara itu, Kelian Desa Adat Temukus, Made Sumista, yang baru menjabat sebagai Kepala Adat di Desa Temukus mengakui permasalahan yang terjadi di wilayahnya itu. Sumista mengatakan, pihaknya beserta perangkat adat di Desa Temukus bahkan telah mencoba mengantisipasi permasalahan tersebut dengan mengumpulkan dana baik menggunakan dana adat dan pribadi masing-masing perangkat adat.

“Dari dana kas adat lebih dari Rp50 juta uang yang digunakan, sedangkan dari Ketua Kerta Desa (Gede Harja Astawa) sekitar Rp13 juta lebih uang pribadinya keluar. Bahkan kami pun menonaktifkan Ketua LPD sebelumnya (Nyoman Suarta) dan diganti dengan PLT yakni Pak Romi (Made Budi Artawan). Masalah sempat tertangani waktu Galungan dan Pagerwesi,” ujar Sumista dirumahnya.

Bahkan, lanjutnya, masalah tersebut diserahkan penyelesaiannya kepada lembaga adat Kerta Desa selaku bagian dari adat yang memutuskan langkah lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut. Dimana, nama Harja Astawa selaku Ketua Kerta Desa di Desa Adat Temukus sempat melakukan sejumlah upaya mediasi dan pertemuan-pertemuan dengan anggota Kerta Desa serta perangkat adat lainnya

“Besok (Jumat, 8/7)) kami rencana adakan rapat untuk melakukan pembahasan ini dengan pihak Kerta Desa dan juga PLT yang baru ditunjuk untuk menyelesaikan permasalahan ini,” pungkas Sumista yang mengaku kini bingung memikirkan pengembalian dana kas adat yang telah digunakan untuk menalangi permasalahan LPD Temukus.adi/aga


Komentar

Berita Terbaru

\