Bangli, suaradewata.com – Perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebarkan nyamuk aides aegepti di Kabupaten Bangli kian mengkhawatirkan. Diduga terserang DBD, I Gede Danu Sila Wijaya (11) seorang siswa kelas 5 SD 2 Kawan , asal Banjar Belumbang , Kelurahan Kawan, Bangli, meninggal di RSUP Sanglah, Minggu (26/6/2016) sekitar pukul 07.00 wita. Kematian anak pertama dari pasangan suami istri Komang Trisila dan Ayu Martini Asih meninggalkan duka yang mendalam bagi pihak keluarga.
Saat awak media bertandang ke rumah duka di bilangan Jalan Merdeka Bangli, suasana duka pun menyelimuti rumah almarhum. Ibu korban, Ayu Martini Asih nampak tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Air mata terus membasahi pipinya. Diceritakan, musibah yang menimpa anaknya tersebut sebelum sakit, almarhum memang sempat menginap dirumah bibinya yang ada di Denpasar dan baru balik dari Denpasar pada hari Minggu ( 19/6) lalu.
Lanjutnya dua hari kemudian tepatnya hari Selasa (21/6), anaknya tiba- tiba mengeluh sakit panas. Karena takut terjadi apa- apa, anak sulungnya itu diajak berobat ke dokter praktek umum. Walaupun sudah diajak berobat , sakitnya tak kunjung sembuh. “Panasnya turun naik disertai mual dan sakit perut,”tuturnya. Selanjutnya, karena tidak ada perubahan, Kamis (23/6) almarhum, kembali diajak berobat ke RSUD Bangli. Di RSUD Bangli, petugas medis langsung mengecek trombosit almarhum dan hasilnya trombosit almarhum disebutkan 199, dalam artian masih normal.
Karena trombosit dianggap masih normal , petugas merekomindasi almarhum bisa dirawat jalan. Saat itu anaknya hanya diberikan paracetamol dan vitamin. Saat dirawat dirumah kondisi korban, bertambah buruk, korban muntah- muntah dan kejang- kejang. Melihat kesadarannya menurun , lantas Sabtu (25/6) sekitar pukul 14.00 wita almarhum kembali dilarikan ke berobat ke RSUD Bangli. Sesuai hasil lab, trombositnya saat itu mencapai 21 dan ketika sore kembali dicek lagi trombositnya turun hingga 14. “Karena kondisi almarhum yang terus melemah, sekitar pukul 20.30 wita akhirnya pihak tim medis RSUD Bangli merujuk almarhum ke RSU Sanglah.
Saat dirawat di RSUP Sanglah kondisinya makin melemah, dan Minggu (26/6), almarhum meninggal. Hanya saja jenazah korban belum bisa diupacarai, karena serangkaian karya di Pura Kehen. Karena itu, untuk sementara jazad korban terpaksa dititipkan di RSUD Bangli. Kemungkinan pada tanggal 6 atau 9 Juli jasad korban dikremasi.
Secara terpisah Wadir Umum Keuangan dan SDM, RSUD Bangli I Putu Ganda Wijaya, saat dikonfirmasi membenarkan almarhum sempat menjalani perawatan di RSUD Bangli. Almarhum datang dalam kondisi shock syindrom atau tidak sadar . Karena kondisinya sudah parah, maka yang bersangkutan dirujuk ke RS. Sanglah. “Kondisinya saat itu memang telah kritis,”tegasnya.
Dia mengatakan jumlah kasus DBD di Bangli memang mengalami trend peningkatan. Dalam satu minggu saja tercatat 53 kasus DBD yang ditangani RSUD Bangli. Walaupun ada peningkatan kasus DBD, tidak sampai ada pasien dirawat dilorong- lorong. Sebab, untuk mengatisipasi membludaknya pasien, pihak menajemen RS juga menggunakan ruang observasi untuk perawatan pasien. ard
Komentar