PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Geram, Warga Pasang Spanduk Cegah Aksi “Bali”

Kamis, 23 Juni 2016

00:00 WITA

Gianyar

4573 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Gianyar, suaradewata.com – Aksi balap liar pada malam hingga dini hari yang sering mengganggu pengguna jalan dan meresahkan warga Batuan Kaler, Sukawati, membuat warga segera bertindak. Salah satunya dengan pemasangan spanduk yang bertuliskan bertuliskan “Desa Batuan Kaler menolak keras adanya aksi trek-trekan di wilayah kami, sayangi jiwa anda” yang sering mencuri perhatian pengendara yang melewati Jalan Raya Sakah menuju Jalan Raya Mas, Ubud.

Warga sekitar Desa Batuan Kaler yang tinggal disekitar Jalan Raya Sakah hingga jalan Raya Mas Ubud dibuat resah dan geram dengan adanya aksi trek-trekan atau balapan liar yang dilakukan oleh para pemuda. Tidak tanggung – tanggung aksi balap liar tersebut dimulai pada pukul 02.00 wita sampai pukul 03.30 wita setiap malam minggu atau menjelang hari libur. Hal ini tentunya sangat mengganggu warga yang sedang beristirahat.

Dari pantauan media, jalan sepanjang Jalan Raya Sakah hingga Jalan Raya Mas Ubud kondisinya memang lurus dan berhotmix sehingga sangat pas untuk giat adu nyali kacepatan yang diikuti oleh para pemuda yang berasal dari sekitar lokasi maupun pendatang tersebut.

Suara motor modifikasi yang kencang ditengah malam membuat kebisingan yang mengganggu tidur warga. Belum lagi jika pengendara lain yang hendak  melewati jalan tersebut, tentunya mengganggu keselamatan pengendara lain lantaran para pemuda yang melakukan balap liar, tidak mau peduli dengan pengguna jalan lain.

Perbekel Batuan Kaler, I Wayan Suarma, S.E menanggapi masalah balap liar yang meresahkan mengungkapkan, aksi trek- trekan yang meresahkan warga ini tidak bisa ditolerir  lagi, selain mengganggu ketentraman juga membahayakan keselamatan para pengguna jalan yang lain. Tidak jarang pula aksi  tersebut dibarengi dengan adanya taruhan berupa uang. “Balapan liar ini sudah menjadi atensi kepolisian setempat sejak lama namun setiap petugas datang, para pemuda yang melakukan balap liar ini terkesan main kucing-kucingan dengan petugas” ungkap Suarma.

Atas aksi trek – trekan tersebut pecalang sempat mendesak perbekel Desa Batuan Kaler untuk melakukan aksi pembubaran balap liar tersebut secara mandiri untuk memberikan efek jera kepada para pelaku trek-trekan. Perbekel Batuan Kaler sendiri sempat mencegah hal tersebut terjadi dikarenakan khawatir akan adanya aksi yang berujung anarkis. Suarma pun bekerjasama dengan pihak Kepolisian untuk membuat spanduk sebagai salah satu upaya himbauan mencegah aksi kebut-kebutan.

Perbekel dan warga sekitar berharap dengan adanya spanduk yang merupakan bentuk kerjasama antara Kepolisian dengan masyarakat tersebut dapat meniadakan keberadaan kegiatan liar di malam hari. Selain itu masyarakat juga berharap untuk dapat dilaksanakan sebuah operasi terpadu yang terdiri dari gabungan unsur kepolisian, pecalang dan masyarakat dalam menangani masalah trek –trekan di wilayah Desa Batuan Kaler karena keamanan tidak hanya menjadi tangungjawab kepolisian saja namun perlu peran serta dan dukungan dari masyarakat. gus


Komentar

Berita Terbaru

\