PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

“Salam Sakit Hati” Di Posko DPC PDIP Buleleng

Selasa, 21 Juni 2016

00:00 WITA

Buleleng

5278 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Sebuah posko yang terletak di depan sekretariat Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Gajah Mada mendapat teror spanduk yang bertuliskan “Salam Sakit Hati”, Selasa (21//6).

Gede Maryana alias Degun yang penjaga sekretariat DPC PDIP Buleleng yang berhasil dikonfirmasi mengaku dirinya sendiri tidak mengatahui sejak kapan spanduk tersebut terpasang.

“Saya baru datang setelah pulang kampung sekitar pukul 10.40 Wita dan juga tidak perhatian dengan spanduk itu,” ujar Degun yang mengaku baru mengetahui setelah sejumlah awak media menanyakan keberadaan spanduk tersebut.

Menurutnya, ketika ia datang tidak sempat melihat kearah posko yang tepat dibagian depan dan berposisi di tengah terpampang spandung itu dengan menggunakan kain berwarna. Tulisan dalam spanduk tersebut menggunakan cat berwarna hitam sehingga jelas terbaca kata-katanya yang bertuliskan “Salam Sakit Hati”.

Posisi posko yang berhadapan dengan kuburan Buleleng itu posisi keberadaannya lebih rendah dari bangunan sekretariat. Sehingga, spanduk tersebut betul tidak bisa dilihat dari sekretariat DPC PDIP karena posko tertutup senderan beton.

Degun yang dikonfirmasi ketika sedang menyampu halaman bangunan sekretariat mengaku belum sempat menyampaikan hal tersebut kepada staf maupun pengurus di DPC PDIP Buleleng.

“Besok saja tanyakan sama staf yang ada di DPC. Mereka (Staf DPC) ada dari pagi di sekretariat dan mudah-mudahan tahu pemasangan spanduk itu,” kata Degun.

Konstalasi politik di Kabupaten Buleleng jelang pelaksanaan Pilkada Buleleng 15 Februari 2017 terutama di tubuh partai besuatan Megawati Sukarno Putri mulai menghangat. Pasalnya, pencalonan Dewa Sukrawan yang akan maju melalui jalur independen cukup menuai tanda tanya besar.

Hal tersebut terkait posisi Sukrawan yang merupakan kader militan PDIP Buleleng yang kini duduk sebagai Bendahara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Bali. Yang ketika proses awal pendaftaran penjaringan bakal calon dari DPC PDIP Buleleng sempat diisukan mengalami penjegalan.

Isu penjegalan terhadap majunya Sukrawan sebagai bakal calon muncul setelah seorang kader yang diketahui merupakan orang dekat Sukrawan mengambil formulir pendaftaran ke DPC. Terlebih formulir tersebut ternyata tidak dikembalikan lagi oleh seseorang yang konon diisukan utusan dari Sukrawan untuk mengambil formulir.

Isu tersebut kembali menguat setelah pernyatan yang disampaikan Ketua Panitia kegiatan penjaringan yakni Dewa Suardipa. Yang dalam menanggapi isu pengambilan formulir tidak oleh dilakukan bakal calon dianggap diskualifikasi dan tidak akan diusulkan ke DPD PDIP Bali.

Perang dingin yang terjadi diinternal PDIP Buleleng pun kian menyeruak dan tampil vulgar setelah deklarasi paket Dewa Nyoman Sukrawan - Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) dilakukan oleh komunitas pendukung Sukrawan dari unsur “Sahabat Sukrawan”. Yang dalam deklarasi tersebut, Paket Surya dipaksa untuk terus maju melalui jalur independen sebagai pemimpin Buleleng 2017.

Deklarasi yang dilakukan oleh Sahabat Sukrawan pun ternyata menunai konflik di kubu pendukung paket petahana Putu Agus Suradnyana – Nyoman Sutjidra. Yang pasca deklarasi di Pura Desa Buleleng di jalan Gunung Agung, muncul spanduk besar dari pendukung Agus Suradnyana.

Gesekan demi gesekan di internal terkait pencalonan Sukrawan melalui jalur Independen pun muncul dari sejumlah statemen tokoh PDIP. Statemen tersebut terkait dengan sanksi bagi Sukrawan yang berpotensi di pecat kemudian disambut oleh Sukrawan yang mengaku telah siap menerima apapun resiko pencalonan dirinya jadi Bupati Buleleng.

Uniknya, jajaran pengurus inti DPC PDIP Buleleng antara lain Ketua DPC yang juga menjabat sebagai Bupati Buleleng yakni Putu Agus Suradnyana, Sekertaris DPC yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Buleleng yakni Gede Supriatna dan Bendahara yakni Mangku Budiasa tidak bisa dihubungi.

Nomor telepon seluler dari ketiga petinggi PDIP Buleleng itu tidak aktif ketika coba dikonfirmasi melalui telewicara terkait keberadaan spanduk tersebut. Bahkan, Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng, dr putra Sedana, Sp OG alias dokter Capud, yang rumahnya disebelah selatan sekretariat DPC PDIP Buleleng pun turut tidak bisa dikonfirmasi terkait dengan peristiwa tersebut.adi


Komentar

Berita Terbaru

\