PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Sebulan Tak Pulang Ikut Q-rak, Tiga Remaja Dijemput Polisi

Minggu, 12 Juni 2016

00:00 WITA

Bangli

19424 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.comLantaran tak kunjung pulang selama sebulan lebih, tiga remaja yang masih ABG  asal Gianyar, yang diketahui selama ini mengikuti Q-rak (semacam komunitas spiritual dan meditasi untuk penyembuhan-red) yang berada di Banjar Masem Budikarya, Desa Batur Selatan, Kintamani, akhirnya dijemput polisi, Sabtu (11/6/2016). Penjemputan paksa ketiga remaja tersebut oleh polisi, setelah orangtuanya yang was-was dan khawatir akan kondisi anaknya, sehingga meminta bantuan Polsek Kintamani untuk membawanya pulang.

Dari informasi yang dihimpun dilapangan, Minggu (12/6/2016), ketiga remaja yang tidak mau pulang karena mengikuti ajaran di Q-rak tersebut, yakni Jlona Pinji (18), Putu Dana Melinda (18) dan Kadek Dana Meriska (16). Mereka dijemput polisi sekitar pukul 13.00, setelah orangtuanya, Ni Nyoman Jonti (42) dan Nyoman Dana (45), asal Banjar Sasih, Desa Batubulan, melapor dan meminta bantuan ke Polsek Kintamani. Alasan orang tuanya, mengajak paksa pulang anaknya tersebut agar bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

Kapolsek Kintamani Kompol drh. Komang Tresna Arbawa Manik, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut. ‘’Orangtuanya yang meminta bantuan ke Polsek Kintamani untuk menjemput ketiga anak tersebut. Mereka merasa cemas karena sebulan lebih anaknya tidak pernah mau pulang,” sebutnya. Diakui, saat dijemput ketiga remaja tersebut sedang menjalani kegiatan sterilisasi dan meditasi di Q-rak. “Setelah kita jemput dan sempat kita mintai keterangan, ketiganya sudah langsung diajak pulang bersama orangtuanya,” sebutnya.

Secara terpisah Ketua Komunitas Q-rak Bali, Putu Bayu Eka Pratama saat dikonfirmasi mengatakan, sejatinya orang tua dari remja tersebut juga pernah ikut terapi di Q-rak. Bahkan saat pulang kerja mereka kerap kesana. “Kami sama sekali tidak mengerti kenapa anaknya mesti dijemput dengan melibatkan polisi. Padahal mereka juga merasakan banyak manfatnya selama di Q-rak,” jelasnya. Disampaikan, ketiga anak tersebut berada di Q-rak untuk menuntaskan penyembuhan terhadap semua keluhan yang selama ini dideritanya.

Disisi lain Kadus Banjar Masem Budikarya, Nyoman Rusana mengatakan, Q-rak setiap memiliki kegiatan selalu menyampaikan permakluman kepadanya. Bahkan, kata dia, komunitas tersebut juga kerap terlibat dan membaur dengan masyarakat seperti saat gotong-royong. ‘’Tiap ada kegiatan di adat mereka juga sering ikut terlibat. Bahkan pernah juga memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat,’’ ujarnya.

Diketahui dari penuturannya itu, warga yang datang berobat ke tempat tersebut juga banyak berasal dari Jawa hingga luar negeri. Sedangkan pekerjanya semuanya berasal dari luar Bangli. ‘’Untuk uang parkir yang terkumpul selama ini juga diserahkan ke banjar. Itu sesuai kesepakatan sebelumnya,” tandasnya. ard


Komentar

Berita Terbaru

\