Proyek Hotmik Dipindah, Warga Dusun Landih Merasa Di-PHP
Selasa, 31 Mei 2016
00:00 WITA
Bangli
4598 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Warga dan Prajuru Adat Dusun Landih/Desa Landih, Bangli benar-benar dibuat kecewa dan merasa di-PHP (Pemberi Harapan Palsu) oleh Bupati Bangli, I Made Gianyar. Pasalnya, secara mendadak pengerjaan proyek hotmik di ruas jalan Landih-Mukus yang notabene sudah mulai dikerjakan sejak sepekan terakhir justru terancam dibatalkan. Sebab, ada rencana mengalihkan proyek hotmik tersebut ke Dusun Buayang, Landih.
Dari pantauan di lokasi ruas jalan Landih-Mukus pada Selasa (31/05/2016) kondisinya memang tampak rusak parah dan telah terjadi sejak bertahun-tahun. Di sepanjang pinggir jalan tersebut, tampak gundukan meterial pasir dan kerikil sebagai tanda jalan tersebut segera diperbaiki. Sejumlah aspal juga sudah disiapkan di pinggir ruas jalan. Bahkan alat berat juga sudah ada.
Hanya saja, harapan masyarakat yang sudah lama menunggu perbaikan tersebut, kini justru pupus begitu saja setelah mendengar informasi proyek hotmik tersebut dibatalkan ditengah jalan. “Masyarakat kami benar-benar sangat kecewa. Kami merasa dipemainkan dan hanya diberi harapan palsu,” ungkap Kepala Dusun Landih, Wayan Suarma saat ditemui di lokasi.
Bersama para prajuru adat dusun setempat, dijelaskan, pemborong sebenarnya sudah mulai melakukan pekerjaan perbaikan jalan ini sejak sepekan lalu. “Material, alat berat termasuk pembersihan jalan sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Tapi, sekarang kok justru dibatalkan. Ada apa?” ujarnya dengan nada kesal.
Dijelaskan, pihaknya mengetahui pembatalan tersebut setelah diberitahukan oleh mandor pelaksana kegiatan perbaikan jalan ini. Untuk memastikan itu, pihaknya bersama prajuru adat yang difasilitasi anggota DPRD I Wayan Jamin sempat menemui Bupati Bangli I Made Gianyar, Senin (30/5/2016) sore.
Saat itu, Bupati Made Gianyar beralasan pemindahan proyek hotmik dilakukan karena terjadi kesalahan teknis. Rekanan salah menaruh material. Semestinya perbaikan jalan dimulai dilakukan di jalur Jehem-Landih, tepatnya di Dusun Buayang, Landih. Bupati juga tidak mengakui ada ruas jalan Landih-Mukus. “Bahkan Pak Bupati saat itu sempat menantang siap dilaporkan kemana saja. Termasuk ke Ombudsman jika pemindahan tersebut menyalahi aturan,” ungkapnya.
Selain itu, Bupati juga diakui sempat mengancam tidak mau tanda tangan dan mengakui ruas jalan Landih-Mukus sebagai aset daerah jika perbaikannya masih dilanjutkan.
Tidak terima dengan itu, para prajuru adat menyampaikan semestinya kalau memang ada pemindahan, tidak dilakukan ke Dusun Buayang yang sama-sama ada di desa Landih.
“Kami bukan anak kecil yang mudah dimainkan. Ini kan sama artinya membenturkan dan membuat kami sesama warga Desa Landih agar terjadi konflik. Lebih baik kalau memang mau dipindahkan, bawa keluar dari Desa Landih saja proyeknya,” tegas Nengah Carem Bendesa Adat Desa Pakraman Landih.
Hanya saja, hal tersebut tetap tidak disetujui Bupati Made Gianyar.
Oleh karena itu, para prajuru adat setempat benar-benar sangat menyayangkan sikap ngotot Bupati Bangli.
Versi masyarakat, batas jalur Jehem-Landih yang dimaksudkan sampai diperempatan Desa Landih. Semetara dari perempatan desa Landih ke utara, merupakan jalur Landih-Mukus.
“Kalau memang dari awal jalan ini tidak dianggarkan, kami tidak masalah. Yang terjadi sekarang, saat proses perbaikan sudah dilakukan kenapa baru dilakukan pembatalan,” sesalnya, sembari menjelaskan sejatinya rencana perbaikan ruas jalan ini sudah pernah dijanjikan Pemkab Bangli sejak tahun 2014.
Sesuai daftar kegiatan pelaksanaan anggaran tahun 2016, sejatinya sudah termuat peningkatan ruas jalan Landih-Mukus satu paket dengan peningkatan jalan Penulisan-Daup, jalan Dausa-Ceningan dan jalan Belantih-Pengejaran dengan nilai anggaran Rp 5.833.333.000 bersumber dari dana DAK.
Secara terpisah, Kadis Pekerjaan Umum Pemkab Bangli IB Wediatmika saat dikonfirmasi terkesan gabeng. Kata dia, polemik tersebut terjadi karena ada perbedaan persepsi nama ruas jalan yang dimaksud.“Perbaikan ruas jalan tersebut akan tetap berlanjut. Tidak ada pergeseran kegiatan,” ujarnya, terkesan berupaya hanya ingin menenangkan masyarakat setempat.
Sementara untuk perbaikan ruas jalan di Dusun Buayang, kata dia, juga akan dilakukan. “Perbaikan kedua ruas jalan tersebut, itu kita jadikan dua paket,” pungkasnya singkat. ard
Komentar