PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

‘Si Poleng’ Mengganas, Kasus DBD Di Bangli Meroket

Kamis, 19 Mei 2016

00:00 WITA

Bangli

5602 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli, belakangan mengalami kenaikan yang cukup signifikant. Sesuai data yang dihimpun di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, kasus penyakit yang disebarkan nyamuk aides agipty alias si poleng ini, tercatat dari dua bulan terakhir kasusnya justru meroket. Sesuai data tercatat, bulan Januari sebanyak 23 kasus, Februari 42 kasus, Maret 83 kasus, April 137 kasus dan untuk bulan Mei hingga tanggal 18 tercatat sebanyak 82 kasus. Total dari Januari hingga 18 Mei 2016, tercatat sebanyak  367 kasus. Diduga peningkatan kasus yang disebabkan mengganasnya si poleng ini, akibat kondisi curah hujan yang tidak menentu dan tingginya mobilitas penduduk.

Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr. Nengah Nadi saat dikonfirmasi (19/05/2016), membenarkan kasus DBD mulai bulan Meret, April hingga pertengahan Mei terjadi lonjakan kasus. “Dibandingkan periode tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD di Bangli memang mengalami kenaikan,” ungkap dr Nadi didampingi Kasi Penanggulangan Penyakit I Nyoman Sudarma.  Dari data itu, dijelaskan, kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Bangli, Susut, Tembuku dan Kintamani. “Kasus tertinggi di kecamatan Bangli. Sementara untuk Susut, kasus DBD paling banyak ditemukan didaerah perbatasan dengan Gianyar,” sebutnya.

Atas kondisi tersebut, pihaknya mengaku telah menggencarkan pelaksanaan fogging untuk membasmi si poleng. Hanya saja, fogging dilakukan setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. “Fogging telah rutin kita laksanakan terutama didaerah yang rawan dan dilaporkan adanya penderita DBD,” ungkap dr. Nadi. Kata dia, kebanyakan penderita DBD di Bangli, tertular di luar Bangli. Hal ini disebabkan karena mulai tingginya mobilitas masyarakat Bangli.

Selain itu, cuaca yang tidak menentu, kadang-kadang hujan dan panas, juga menyebabkan potensi berkembangnya si poleng semakin tinggi sehingga berdampak pada meningkatkan kasus DBD. “Kalau hujanya terus menerus tidak apa-apa. Karena jentik-jentik nyamuk pasti akan hanyut sebelum bisa berkembang. Sekarang hujannya kan tidak menentu, sehingga memungkinkan ada genangan air yang menjadi sarang berkembangnya nyamuk aides agypti,” sebutnya.

Meski demikian, diperkirakan, kedepan ancaman maraknya DBD akan mulai berkurang menyusul prakiraan cuaca akan kembali normal. Untuk itu, pihaknya berharap untuk menekan penyebaran nyamuk tersebut, masyarakat kembali diingatkan untuk senantiasi memperhatikan kebersihan diri dan lingkungannya. ard


Komentar

Berita Terbaru

\