Ade Komaruddin Tolak Votting Terbuka
Minggu, 15 Mei 2016
00:00 WITA
Badung
4272 Pengunjung
Badung, suaradewata.com - Opsi sistem pemilihan secara terbuka, membuat tensi politik di arena Munaslub Partai Golkar di Nusa Dua, memanas. Banyak pihak berpendapat, munculnya opsi voting terbuka itu bukan saja menghambat tercapainya semangat rekonsiliasi, melainkan juga akan mematikan semangat demokrasi di internal Partai Golkar.
"Dengan votting terbuka, maka harapan banyak pemegang hak suara untuk bebas memilih sesuai hati nurani dan tanpa intervensi maupun tanpa tekanan, tidak akan tercapai," ujar Ketua Sahabat Akom (Ade Komaruddin), Paul Hutajulu, saat dikonfirmasi, Minggu (15/5).
"Beda jika votting tertutup, pemegang hak suara baik dari DPD I maupun II akan menentukan sesuai hati nurani dan tanpa tekanan,” imbuh Paul.
Sebelumnya tujuh calon ketua umum Partai Golkar telah bersepakat menghendaki pemilihan memalui mekanisme Langsung Umum Bebas dan Rahasia (LUBER) yakni dengan cara pemilihan tertutup. Hal ini sesuai dengan AD/ART Partai Golkar.
Selain itu, sistem ini juga disepakati, agar para voters dapat memilih dengan bebas dan rahasia tanpa intimidasi dari pihak–pihak yang ingin mencederai demokrasi yang sudah berlangsung dengan baik sesuai apa yang diharapkan selama ini.
"Dengan begitu maka tidak ada intervensi luar dan dari internal. Siapapun itu. Artinya kemenangan ke depan adalah kemenangan bagi kader dan Partai Golkar dan bukan untuk kemenangan perorangan atau kelompok tertentu,” tandas Paul.
Masih terkait wacana pemilihan ketua umum dengan model voting terbuka ini, pernyataan penolakan juga disampaikan tim sukses Ade Komarudin, Fatahilah Fahmi.
"Kami (Tim Akom) bersama tim lain dari enam caketum, sudah melayangkan surat tolak. Kami tidak ingin, semangat demokratisasi dan rekonsiliasi ini dicederai dengan pemilihan model terbuka,” tegas Fatahilah Ramli.
Secara umum, Fatahilah menyatakan bahwa penolakan terhadap wacana votting terbuka itu juga akan mencederai semangat rekonsiliasi dan atmosfir yang baik yang sudah dibangun Partai Golkar. "Tentu semangatnya juga harus tetap mengacu pada AD/ ART Partai Golkar. Sekali lagi kami sudah kompak untuk layangkan surat penolakan," tegas Fatahilah. (san)
Komentar