Dipanggil Sekda, Perpadi Bantah Beli Gabah Petani Rp 4.000
Jumat, 13 Mei 2016
00:00 WITA
Tabanan
3814 Pengunjung
suaradewata.com
Tabanan, suaradewata.com– Adanya keluhan gabah petani dibeli Penguasa Penggilingan Padi (Perpadi) dibawah harga yang ditentukan Pemkab direspon Sekda Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa. Setelah berita tersebut dimuat dibeberapa media termasuk www.suaradewata.com , Sekda Tabanan langsung memangil Perpadi dan beberapa SKPD terkait guna meluruskan masalah tersebut. “Setelah ada info itu, perpadi dan SKPD terkait langsung kita panggil dan kita minta klarifikasi,” tegas Sekda Jumat, (13/5/2016).
Menurut Sekda pemanggilan tersebut guna mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya fakta dilapangan. Pasalnya program beras sehat adalah program pemda dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di Tabanan. “Infonya gabah petani dibeli seharga Rp.4.000 per kg, padahal kesepakatan pemda gabah petani harus dibeli Perpadi seharga Rp 6.000,” ucapnya. Namun kata Sekda dari penjelasan Perpadi pihaknya menegaskan pihaknya telah membeli gabah sesuai kesepakatan yakni di harga Rp. 6.000. “Perpadi bilang tidak ada membeli gabah dengan harga dibawah Rp 6.000 per kilogram apa lagi Rp 4.000 per kilogram,”tandasnya.
Sementara ketua DPC Perpadi, AA Made Sukawetan usai dipanggil sekda juga membantah kalau pihaknya membeli gabah petani dibawah kesepakatan. "Tidak ada kami membeli gabah untuk program beras sehat ini di bawah harga Rp 6.000 per kg sesuai kesepakatan dengan Pemkab Tabanan. Semua gabah dibeli dengan harga Rp 6.000 per kg, bahkan kami memiliki nota pembelian gabah untuk membuktikan itu semua," ucapnya. Harga tersebut adalah untuk padi yang ditanam dengan sitem organik. Sedangkan untuk padi yang masih menggunakan pola tanam konvensional (masih menggunakan pupuk kimia) pihaknya juga telah memenuhi aturan dengan membeli gabah di atas ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). “HPP ditingkat petani dipatok Rp 3.700 per kg, namun saat ini Perpadi Tabanan membeli kualitas yang sama dikisaran Rp 4.200 -Rp 4.300 per kg,” bebernya.
Sukawetan juga mengungkapkan mekanisme program beras sehat adalah Perpadi membeli gabah dari petani dengan dana pribadi sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumsi beras di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) dilingkup Pemkab Tabanan. Katanya, pebelian tersebut dilakukan dengan pembayaran setengah dari harga atau sebagai pembayaran untuk jasa "gedig" padi (memukul padi pada pasca panen), nantinya sisa dari pembelian gabah dari Perpadi tersebut akan dibayarkan setelah beras tersalurkan dan dibayar oleh PNS.
Dalam program beras sehat ini, perpadi menurut dia baru terlibat menjadi mitra Pemkab Tabanan dalam program beras sehat ini di tahun 2016, dengan panen yang akan berlangsung di bulan Mei 2016 ini. Sedangkan untuk tahun sebelumnya, program beras sehat tersebut melibatkan dua mitra kerja yakni UD. Sri Wijaya dan UD. Somya Pertiwi yang pemiliknya memang anggota Perpadi. “Jadi dua orang anggota Perpadi ini yakni Nyoman Wira Adnyana dan Nengah Suarsana menjadi mitra pembeli beras sehat dengan usaha perseorangan bukan Perpadi,” tegasnya.
Diapun mengaku telah dikonfirmasi dua orang anggotanya tersebut pun membantah jika telah membeli beras sehat dari petani seharga Rp 4.000 yang notabene dibawah harga kesepakatan yakni Rp 6.000. “Tidak ada seperti itu,” ungkapnya. ina
Komentar