PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Buruh dan Sopir Dominasi Kasus HIV/Aids di Klungkung

Minggu, 08 Mei 2016

00:00 WITA

Klungkung

4351 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Klungkung, suaradewata.com- Kasus HIV/Aids di Kabupaten Klungkung di tahun 2016 tercatat 12 kasus yang sudah mendapat pendampingan dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA). Sebagain besar yang terjangkit terdata kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan dan sopir.

Menurut informasi KPA Klungkung, dari 12 kasus 2016 berasal dari Kecamatan Nusa Penida 4 kasus, Kecamatan Klungkung 4 kasus, Kecamatan Dawan 3 kasus dan Kecamatan Banjarangkan 1 kasus. Dua diantaranya sudah meningal dunia, sementara kasus HIV/Aids teranyar di bulan April sudah menjangkit 4 orang.

Data ini menunjukkan angka peningkatan dari 2015, dimana hanya terdata 9 kasusHIV/Aids yang telah mendapat pendampingan dari KPA Klungkung. Bahkan 1 yang terkena berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sementara dua diantaranya juga meninggal setelah opname di rumah sakit.

Sekertaris KPA Klungkung Wayan Sumanaya menerangkan , kasusHIV/Aids di Klungkung kebanyakan yang terserang memiliki mobilitas tinggi keluar daerah sebagai buruh dan supir. Mereka sebagian besar merantau mencari pekerjaan, sehingga kemungkinan mereka jajan di luar. “Dari hasil konsultasi dengan penderita sebagian besar virus ditularkan lewat hubungan seksual yang beresiko,” ujarnya.

Sementara data yang dirilis KPA Provinsi 2015 menyebutkan jika sebanyak 261 kasus yang terindikasiHIV/Aids merupakan warga yang memiliki KTP Klungkung, meskipun berada atau melakukan pemeriksaan di daerah lainnya. Bahkan dugaan kasusHIV/Aids di Klungkung secara komulatif hingga 2015 dietimasikan 1.800 kasus. “ini data berdasarkan survey, bukan dari data pasti yang sudah mendapatkan pendampingan,’’ tegasnya.

Sumanaya, menjelaskan KPA harus reaktif menganggapi informasi dilapangan. Ketika menerima ada laporan dari pihak terkait ada warganya terindikasi HIV/Aids pihaknya langsung mendatangi yang bersangkutan, tentunya dengan tetap menjaga kerahasiaannya.

Hal tersebut dilakukan untuk megamankan identitas, pasalnya stigma masyarakat terhadap orang yang menderiga HIV/Aids (ODHA) masih kerap dikucilkan.

Sumanaya menegaskan virus yang merongrong antibodi tersebut, hanya ditularkan melalui darah, air susu ibu (asi), cairan kelamin, baik laki-laki maupun wanita. Ketika virus sudah tertular, maka virus itu bisa memperbanyak dirinya hingga 1 miliar. Perlu diketahui ketika sel manusia sudah mati, virus itu akan mati pula setidakya dalam kurun 4 jam setelah oang yang terjangkit meninggal.

Dia juga mencontohkan seperti saat orang dicukur, jika sampai mengeluarkan darah dan orang itu menderita virus tersebut, maka virus yang bersarang pada darah yang menempel di pisau silet, akan langsung mati dalam hitungan nol koma sekian detik.jul


Komentar

Berita Terbaru

\