PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Hanura Buleleng “Tegang”, Wirsana Sebut Pembelajaran Organisasi

Rabu, 04 Mei 2016

00:00 WITA

Buleleng

5042 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Buleleng, suaradewata.com – Aksi “walk out” yang terjadi dalam musyawarah cabang (Muscab) Dewan Pimpinan Cabang Hanura Kabupaten Buleleng ternyata cukup menyulut ketegangan. Penetapan Wirsana sebagai Ketua DPC Hanura dianggap merupakan proses yang dipaksakan.

Salah satu yang menyapaikan hal tersebut adalah Ketua PAC Hanura Kecamatan Buleleng, Putu Astawa. Ia yang saat itu turut memilih aksi walk out dari musyawarah tersebut mengatakan, aspirasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) tidak didengarkan oleh panitia.

Sehingga, lanjutnya, 7 PAC dari 9 yang ada memilih keluar dalam agenda Muscab IV DPC Hanura Buleleng. Hasil Muscab IV Hanura yang salah satunya menunjuk Ketut Wirsana selaku Ketua DPC pun dianggap menyalahi aturan dan menyimpang dari sebuah proses demokrasi.

Hal senada juga dikatakan, Ketua PAC Hanura Kecamatan Kubutambahan, Gede Sukerama. Menurutnya, inti permasalahan di Internal Partai Hanura Buleleng adalah soal rekomendasi. Isi rekomendasi tersebut langsung menetapkan Wirsana sebagai Ketua DPC terpilih sehingga tidak sesuai dengan peraturan organisasi di internal Partai Hanura serta Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga.

"Dari PAC Hanura yang sah sesuai dengan SK DPP Hanura, semuanya menolak dengan keras adanya rekomendasi dengan calon tunggal, terlebih lagi langsung ditetapkan secara aklamasi," ujar Sukerama.

Penolakan terhadap hasil Muscab IV tersebut pun bukan hanya disambut ketegangan yang terjadi di internal partai besutan Jendral (Purn) Wiranto. Ketujuh PAC yang melakukan aksi walkout itu pun mengancam akan melakukan upaya hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Terkait penolakan hasil Muscab IV dan aksi walkout yang dilakukan oleh 7 PAC ternyata mendapat bantahan dari Pimpinan Muscab IV Partai Hanura, Wayan Arta. Menurut Arta, jumlah 7 PAC yang melakukan walkout tersebut dikatakan tidak betul karena hanya 4 PAC yang saat itu walkout dan keluar dari ruangan.

Arta pun mengaku melakukan proses Muscab sesuai dengan AD/ART yang berlaku di internal Partai Hanura. Menurutnya, dalam pasal 41 ayat 9 jelas menyebutkan jika Rekomendasi turun 1 calon tunggal, maka dalam sidang memutuskan bahwa yang diberikan rekomendasi itu dipastikan menjadi Ketua DPC terpilih.

"Silahkan saja jika memang betul ingin menempuh upaya hukum. Tapi silahkan berurusan dengan DPP Hanura sebab rekomendasi tersebut dari DPP,” papar Arta yang menyesalkan sikap ngotot 7 PAC tersebut.

Ketut Wirsana selaku Ketua DPC Hanura Buleleng yang mendapat rekomendasi sebagai pimpinan baru organisasi politik bentukan Wiranto itu mengatakan, dirinya hanya mengikuti aturan di internal Hanura serta AD/ART yang menjadi dasar gerakan Hanura.

Ironisnya, Wirsana mengaku tidak mempersalahkan sikap PAC yang menolak hasil Muscab IV karena hal tersebut adalah sah dalam organisasi. Menurutnya, kondisi pro dan kontra terhadap sebuah keputusan dalam organisasi memang bukan hal yang luar biasa. Sebab, lanjut Wirsana, kondisi tersebut merupakan bentuk sebuah demokrasi dan patut untuk dihargai.

“Tidak ada yang harus pergi meninggalkan Hanura Buleleng. Bahkan kami tetap merangkul semua kader. Ini sudah biasa dalam perjalanan organisasi dan memang harus ada pembelajaran argumentasi dalam proses berorganisasi,” kata Wirsana.

Menurut pengakuan Wirsana, ia pun hanya menginginkan Hanura Buleleng bisa besar di bawah kepemimpinannya. Dan saat ini, lanjutnya, dalam organiasi Hanura tidak lagi jamannya mendepak atau mengeluarkan kader-kadernya. Bahkan, kata Wirsana, ia malah ingin membuat banyak orang bisa mencintai Hanura sebagai partai yang mengusung hati nurani rakyat.

Terkait aksi walkout PAC dalam Muscab tersebut, Wirsana mengaku memang ada indikasi dengan keputusan organisasi terhadap Pilkada Buleleng 2017. Ia yang enggan menyebut siapa actor intelektual dibalik aksi tersebut pun mengaku tidak terlalu memikirkan sikap kadernya yang mungkin merasa ada keinginan yang tidak tercapai dalam Muscab.

“Saya hanya sebatas mengingatkan bahwa ini merupakan keputusan pusat. Saya pun tidak pernah mempermasalahkan sikap kader karena semua merupakan orang-orang terbaik Hanura Buleleng. Nanti akan ada proses pemahaman organisasi dan mungkin ini menjadi salah satu bagian proses itu,” pungkas Wirsana.adi


Komentar

Berita Terbaru

\