PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bupati Buleleng Disuruh Jual Tanah, “Memang Ini Tanah Kakeknya?”

Selasa, 03 Mei 2016

00:00 WITA

Buleleng

7271 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Buleleng, suaradewata.com – Konflik penggusuran paksa di kawasan danau Tamblingan, Desa Munduk , Kecamatan Banjar, pada tanggal 25 April 2015 lalu menyebabkan 22 kepala keluarga (KK) kehilangan rumah serta hewan peliharaan mereka. Hingga kini, sebanyak 13 KK dari 22 KK yang menjadi korban masih tinggal di lapak-lapak darurat pasca peristiwa tersebut.

Warga yang dieksekusi dari lahan enclave danau Tamblingan tersebut akhirnya mengadukan nasibnya kepada Gubernur Bali dalam kesempatan Simakrama beberapa waktu lalu di Gedung Gde Manik. Curahan hati (Curhat) tersebut pun dibacakan secara tertulis dihadapan sejumlah anggota kabinet Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.

“Kelompok kami bulan April setahun lalu mengalami penggusuran paksa, rumah kami dibakar, binatang peliharaan kami dibantai, tempat memelihara ikan kami ditenggelamkan, fasiltas tangkap ikan kami seperti jaring dihancurkan dan dipotong-potong,” ujar Ketut Mangku Saputra yang mewakili trauma 22 KK yang rumahnya dihancurkan paksa oleh warga adat Catur Desa.

Tawaran relokasi ke tanah pribadi milik Bupati Buleleng yang sebelumnya juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Komang Gede, pun disampaikan dihadapan Gubernur Bali.

Menurutnya, warga tidak pernah melakukan penolakan untuk direlokasi sebagaimana disampaikan Kadis Sosial. Dan dibalik penantian tersebut, belum ada kejelasan atau solusi yang diberikan terhadap warga yang sampai saat ini masih menghuni lapak darurat.

Bupati Buleleng yang di kenal Bupati PAS dalam kesempatan yang sama melempar bola panas tersebut ke lembaga adat Catur Desa Adat Dalem Tamblingan. Sebab menurutnya, Bupati PAS mengaku tidak dapat mencampuri permasalahan tersebut terlalu jauh karena melibatkan adat.

“Saya tentu sebagai Bupati Buleleng tidak akan intervensi wilayah adat. Tapi pada sisi kemanusiaan saya sebagai kepala daerah tentu harus mengupayakan hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Walaupun sampai sekarang masih belum ada titik temu,” katanya.

Menurutnya, memang sempat menawarkan tanah pribadinya yang agak jauh dengan luas 15 are. Ucapan Bupati PAS pun di sambut riuh tepuk tangan sejumlah peserta simakrama.

Namun, ia mengaku tidak mengira aksi tersebut berujung pandangan sadis di media sosial dan berubah menjadi sebuah aksi pembakaran. Sementara, berdasarkan harapan dari Catur Desa Dalem Tamblingan menjadikan wilayah Danau Tamblingan menjadi kawasan spiritual dan dijaga kelestariannya.

Karena, lanjutnya, daerah danau Tamblingan dianggap merupakan kawasan yang sangat disucikan oleh adat di Catur Desa Dalem Tamblingan.

“Nah tapi berikutnya, 22 (KK) yang menuntut harus semua berikan. Bila perlu tanah saya dijual lalu dibagi. Emang ini tanah kakeknya. Ini tanah saya pribadi gitu lho. Tapi biar ini jernih semua karena ini sudah sengaja dibuat masuk Youtube seolah saya yag sadis,” kata Bupati PAS

Ia pun tidak bisa melanjutkan ucapannya tersebut lalu meminta bantuan kepada Catur Desa Dalem Tamblingan untuk menjelaskan dan memberikan rasa keadilan terhadapnya. Menurutnya, ia akan membantu jika masalah kemanusiaan karena mengingat ini adalah masalah adat.adi


Komentar

Berita Terbaru

\