Petani Ikan Danau Batur Keluhkan Krisis Benih
Rabu, 27 April 2016
00:00 WITA
Buleleng
4445 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Krisis benih melanda para petani ikan di Danau Batur, Kintamani, Bangli. Kondisi ini, bahkan telah dialami sejak beberapa bulan terakhir. Dampak dari krisis benih khususnya ikan nila dan mujair tersebut, menyebabkan produksi ikan menjadi turun drastis dan memicu terjadinya lonjakan harga dipasaran. I Made Darsana, salah seoarang petani ikan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Batur mengakui krisis benih ikan sudah dirasakan petani ikan di Danau Batur sejak dua bulan terakhir. “Sejak dua bulan lalu, para petani sulit mendapatkan benih,” tegasnya saat ditemui, Rabu (27/04/2016).
Dijelaskan, selama ini biasanya benih dipasok Balai Pembenihan Ikan (BBI) Dinas Peternakan dan Perikanan (P2) Kabupaten Bangli. Karena kondisi tersebut, para petani budidaya ikan banyak mengeluh karena produksi ikan pun menjadi jeblok ditengah naiknya harga ikan dipasaran. Disebut-sebut, sulitnya mendapat benih ikan terjadi karena induk ikan yang ada di BBI sudah terlalu tua. Untuk itu, diharapan pemerintah segera mengganti induk dengan yang baru agar lebih produktif.
Diakui, karena minimnya ketersedian benih, mengakibatkan petani terpaksa membeli benih hingga ke luar daerah. Untuk memenuhi kebutuhan bibit, petani disini terpaksa membeli ke daerah lain seperti Tabanan, Negara dan Klungkung,” jelasnya. Hanya saja, hal tersebut menyebabkan harga beli benih ikan menjadi lebih tinggi. Hal ini, diperparah lagi karena harga pakan ikan juga kian mencekik petani.
Disisi lain, menurunya jumlah produksi ikan, juga menyebabkan pedagang ikan di Pasar Kidul mulai kelimpungan. Pasalnya, pesanan dari sejumlah pelanggan tak dapat dipenuhi. “Banyak pesanan tidak bisa saya penuhi akibat pasokan ikan mulai langka,” tegas Ni Wayan Warna, salah seoarang pedagang ikan mujair di Pasar Kidul. Karena itu, belakangan ikan yang dijual terpaksa yang ukurannya masih kecil-kecil.
Sementara harga jualnnya dipasaran, terus mengalami kenaikan dari Rp 22 ribu menjadi Rp 26 ribu per kilogram. Sebelumnya, Kabid Perikanan Dinas P2 I Nyoman Widiada menjelaskan permintaan benih per tahun mencapai 31 juta ekor. Sementara jumlah produksi di BBI hanya 7 sampai 8 juta ekor per tahun. “Kami belum bisa memenuhi permintaan benih yang sangat banyak,’ akunya. Untuk mengatasi kelangkaan benih ikan tersebut, pihaknya saat ini mengaku sedang berupaya melakukan pengadaan 20 paket atau 8 ribu calon induk ikan.ard
Komentar