PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Memprihatinkan, Bayi Hydrocepalus Butuh Biaya Operasi

Rabu, 13 April 2016

00:00 WITA

Buleleng

3449 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.comKondisi memprihatinkan benar-benar dialami bayi mungil, I Nengah Widarta Yasa asal dusun Kebon Kaja, Peninjoan, Tembuku, Bangli.  Pemicunya, balita yang baru berusia 3,5 bulan ini digerogoti penyakit hydrocepalus. Karena penyakitnya itu, anak bungsu dari dua bersaudara pasangan  I Nengah Jatiyana (32) dengan Ni Wayan Mustina (30), kepalanya semakin membesar karena berisi cairan yang menyebabkan penderita susah  bernafas dan makan.

Tragisnya, untuk melanjutkan pengobatan anaknya itu, kedua orang tuanya yang hanya sebagai buruh serabutan mengaku tak berdaya. Sebab, untuk melakukan operasi setidaknya diperlukan biaya mencapai puluhan juta. Hal tersebut terungkap saat balita mungil ini diajak kontrol oleh kedua orang tuanya ke Poly Anak RSU Bangli. Mereka diantar langsung oleh Camat Tembuku Dewa Agung Purnama bersama Bidan Desa, Rabu (13/04/2016). Bayi malang ini, baru bisa diantar ke RSU Bangli setelah keluarganya dirayu dan dijanjikan akan dibantu biaya pengobatannya di rumah sakit oleh sejumlah relawan peduli kemanusian di Bangli, termasuk Camat Tembuku dan Bidan setempat.

Menurut penuturan pihak keluarga, riwayat penderitaan anak bungsu dari dua bersaudara ini telah dimulai sejak baru dilahirkan tanggal 25 Desember 2015. “Anak saya ini lahir secara cesar di RSU Bangli. Sejak baru lahir sudah ada benjolan di kepala anak saya,” ungkap I Nengah Jatiyana, ayah kandung penderita. Karena kondisinya itu, bayi berjenis kelamin laki –laki ini langsung  dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan dan penanganan lebih lanjut.  “Selama 15 hari anak saya sempat dirawat di RSUP Sanglah. Saat itu dokter menyarankan agar anak saya di operasi, namun saya menolak karena tidak punya biaya,” ungkapnya.

Dijelaskan, biaya operasi yang akan dikenakan saat itu mencapai Rp 40 juta. “Alat-alatnya yang mahal,” jelasnya. Untuk pembelian selang penyuplai makanan yang dipasang melalui mulut bocah tersebut, disebutkan, harganya mencapai Rp 10 juta. “Saya tidak punya uang sebanyak itu,” imbuhnya. Oleh karena itu, setelah 15 hari menjalani perawatan di RSUP Sanglah, atas saran dokter dan keputusan pihak keluarga yang bersangkutan akhirnya mengajak anaknya pulang. Tragisnya, selama di rumah, penderita hanya mendapatkan perawatan seadanya.

Selanjutnya penderitaan yang dirasakan keluarga ini, akhirnya mengemuka setelah sejumlah foto  kondisi bayi malang ini di publish ke medsos sejak beberapa hari terakhir. Sejumlah dermawan pun mulai berdatangan untuk membantu sekedar meringankan penderitaan keluarga Nengah Widarta Yasa. Bahkan, Kamis (14/04/2016) besok, penderita hydrocepalus ini akan segera dibawa lagi ke RSUP Sanglah untuk penanganan lebih lanjut. “Selama nanti berada di RSUP Sanglah, banyak relawan yang sudah siap akan membantu meringankan beban penderitaan keluarga ini,” ungkap Camat Tembuku, Dewa Gede Agung Purnama.

Meski demikian untuk biaya pelaksanaan operasinya, Camat Tembuku dan keluarga ini tetap berharap mendapat uluran tangan dari para dermawan untuk kesembuhan buah hatinya. “Biaya operasinya memang cukup besar. Karena itu, bagi  para demawan yang peduli terhadap kemanusian, mohon kiranya tetap memberikan motivasi dan dukungan kepada keluarga ini, sekaligus juga berkenan mengulurkan sedikit rejekinya untuk meringankan beban penderitaan bayi malang ini,” pungkas Camat Tembuku. ard


Komentar

Berita Terbaru

\